Redaksiku.com – Tim penyelamat di Spanyol menginformasikan bahwa jumlah korban tewas akibat banjir terburuk yang melanda negara berikut di dalam satu generasi telah capai 205 orang per hari Jumat.
Kekhawatiran kini meningkat sejalan dengan puluhan orang yang masih hilang, dan harapan untuk mendapatkan korban selamat makin lama memudar.
Banjir yang di mulai hari Selasa lalu telah membuat kendaraan terbalik, meruntuhkan jembatan, dan menutupi kota-kota dengan lumpur, menjadikannya salah satu bencana paling mematikan di Eropa di dalam beberapa dekade terakhir.
Organisasi yang bertugas mengoordinasikan sarana darurat di wilayah Valencia, yang paling kritis terkena dampak, perlihatkan bahwa 202 korban jiwa telah terkonfirmasi di sana, sedang tiga kematian lainnya dilaporkan di Castilla-La Mancha dan Andalusia.
Tim penyelamat, dilengkapi dengan helikopter, drone, dan anjing pelacak, telah bekerja keras untuk menyisir puing-puing dan mencari puluhan orang yang masih hilang.
Pemerintah daerah Valencia mengimbau masyarakat untuk senantiasa di rumah demi tidak mengganggu sarana darurat yang tengah berjalan.
Perdana Menteri Pedro Sanchez memuji solidaritas masyarakat Spanyol dan menjanjikan dukungan berkelanjutan. Dia terhitung memimpin pertemuan komite spesifik untuk menangani krisis ini.
Sementara itu, Paus Fransiskus memberikan rasa solidaritasnya kepada para korban dan keluarganya.
Banjir ini berjalan akibat badai yang terbentuk disaat hawa dingin bersua dengan perairan hangat Mediterania, fenomena yang lazim berjalan pas tersebut.
Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah menaikkan intensitas, durasi, dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem layaknya ini.
Pemerintah telah menaikkan kuantitas tentara yang dikerahkan ke daerah terdampak, dengan keseluruhan capai 1.700 personel untuk menolong pencarian, penyelamatan, dan logistik.
Hingga Jumat sore, Garda Sipil melaporkan telah menyelamatkan lebih dari 4.500 orang. Namun, tiga hari sehabis bencana, harapan untuk mendapatkan lebih banyak korban selamat makin lama tipis.
Di Valencia, gedung pengadilan telah diubah menjadi kamar mayat, pas petugas kesehatan mengangkut tandu yang tertutup kain putih.
Banyak wilayah terputus dari akses air, makanan, dan listrik selama berhari-hari sehabis bencana, dan banyak jalan raya dan juga rel kereta api masih tidak diakses.
Para teknisi tengah mengupayakan keras mengangkat mobil-mobil yang terjebak di rel kereta api dan menghilangkan puing-puing yang menutupi jalan.
Di segi lain, relawan dari Prancis terhitung telah tiba untuk membantu, membawa peralatan untuk membersihkan puing-puing dan memompa air dari daerah yang terendam. Di kota Paiporta, beberapa masyarakat mengeluhkan lambatnya bantuan, yang memperlambat upaya relawan.
“Petugas pemadam kebakaran tidak cukup, dan sekop terhitung belum tiba,” ungkap Paco Clemente, seorang apoteker berusia 33 tahun, pas menolong membersihkan lumpur dari rumah temannya.
Meskipun ribuan orang masih terputus dari jaringan listrik dan telepon, tersedia harapan bahwa kuantitas orang hilang dapat berkurang pas koneksi merasa pulih. Namun, kondisi keamanan di beberapa daerah merasa terganggu, dengan penangkapan 50 orang berkenaan pencurian dan penjarahan di tempat-tempat yang terdampak.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels
Tinggalkan Komentar