Israel berjanji untuk membunuh kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar

- Penulis

Jumat, 9 Agustus 2024 - 11:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Israel berjanji untuk membunuh kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar

Israel berjanji untuk membunuh kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar

Redaksiku.com – Israel telah berjanji untuk membunuh kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar.

Tel Aviv mengklaim, ia adalah dalang serangan 7 Oktober, yang jadi alasan mendeklarasikan perang di jalur Gaza, Palestina.

Kepala Angkatan Darat Letnan Jenderal Herzi Halevi lebih-lebih bersumpah untuk menghabisinya. “Temukan dia dan serang dia,” katanya dikutip dari AFP, Kamis (8/8/2024).

Ia juga berjanji membuat Hamas ulang memilih orang baru untuk memimpin. “Memaksa Hamas untuk menemukan seseorang untuk menggantikannya,” tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal mirip juga ditegaskan PM Israel Netanyahu. Ia mengatakan Israel “bertekad” untuk menjaga diri.

“Kami siap secara defensif dan ofensif,” ujarnya.

Perlu diketahui Sinwar adalah pemimpin Hamas di Gaza sejak 2017. Namun memang, sejak serangan 7 Oktober, ia tak terlihat.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa penentuan Sinwar mengirimkan pesan bahwa organisasi tersebut “melanjutkan jalur perlawanannya”. Para analis yakin bahwa Sinwar lebih enggan menyetujui gencatan senjata Gaza dan lebih dekat dengan Iran daripada mendiang Haniyeh, yang tinggal di Qatar.

“Jika kesepakatan gencatan senjata kelihatan tidak barangkali setelah kematian Haniyeh, perihal itu lebih-lebih lebih kecil kemungkinannya di bawah Sinwar,” kata direktur eksekutif SITE Intelligence Group, Rita Katz.

“Hamas hanya bakal jadi cenderung ke kiat militan garis kerasnya,” tambahnya.

Israel berjanji untuk membunuh kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar
Israel berjanji untuk membunuh kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar

Mesir dan Inggris berharap maskapai penerbangan mereka untuk menghindari wilayah hawa Iran dan Lebanon. Imbauan ini dikeluarkan di tengah meningkatnya konflik yang lebih luas di wilayah tersebut setelah terbunuhnya pemimpin Hamas dan Hizbullah.

Melansir Reuters, imbauan Inggris kepada maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah hawa Lebanon keluar sebagian jam setelah Mesir menginstruksikan seluruh maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah hawa Iran sepanjang tiga jam pada Kamis (8/8/2024) dini hari.

Maskapai penerbangan Mesir sendiri telah menghindari wilayah hawa Iran. Namun, panduan hari Kamis bakal berlaku untuk seluruh maskapai penerbangan Mesir, juga operator carter, maskapai penerbangan kecil lainnya, menurut Mark Zee, pendiri OPSGROUP, organisasi berbasis keanggotaan yang share informasi risiko penerbangan.

Zee mengatakan sejauh ini tidak ada negara lain yang mengeluarkan panduan layaknya itu tentang wilayah hawa Iran.

NOTAM Mesir, pemberitahuan keselamatan yang diberikan kepada pilot pada hari Rabu, mengatakan instruksi tersebut bakal berlaku jadi pukul 01.00 sampai 04.00 selagi setempat.

“Semua maskapai penerbangan Mesir perlu menghindari terbang di atas wilayah Teheran (Wilayah Informasi Penerbangan). Tidak ada konsep penerbangan yang bakal di terima yang terbang di atas wilayah tersebut,” kata pemberitahuan itu, mengacu pada periode tiga jam yang ditentukan.

Baca Juga:  Presiden Raisi Menyanjung Gempuran ke Area Israel, Iran Keluarkan Sukhoi buat Membalas Israel

Kementerian penerbangan sipil Mesir sesudah itu mengonfirmasi pada Rabu bahwa pemberitahuan itu ditujukan untuk kurangi risiko keselamatan penerbangan mengingat pemberitahuan yang diterimanya dari otoritas Iran.

“Latihan militer bakal ditunaikan di atas wilayah hawa Iran pada tanggal 7 Agustus dari pukul 11:30 sampai 14:30 dan dari pukul 4:30 sampai 7:30 pada tanggal 8 Agustus selagi Teheran,” kata pernyataan itu.

Fakta mengejutkan baru keluar tentang pembunuhan mantan pemimpin Hamas, Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh. Dalam pemberitaan tempat Turki, Anadolu Agency, mengutip laporan Jewish Chronicle, pembunuhan itu ditunaikan oleh dua warga negara Iran.

Tapi, keduanya diketahui telah direkrut badan mata-mata Israel, Mossad. Pembunuhan ditunaikan dengan tempatkan sebuah alat peledak di bawah tempat tidur Haniyeh.

Mereka merupakan anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Kelompok itu bertanggung jawab untuk merawat gedung dan tamunya.

“Orang-orang Iran sendiri jelas perihal ini setelah pembunuhan itu, kala para penjaga keluar didalam rekaman kamera keamanan pada hari pembunuhan itu bergerak diam-diam di lorong menuju kamar tempat Haniyeh merencanakan untuk tinggal, terhubung pintu dengan kunci dan memasuki kamar,” muat laman itu dikutip Kamis (8/8/2024).

“Tiga menit sesudah itu para penjaga (yang tiap-tiap ditawari sejumlah duwit enam digit dan juga relokasi segera ke negara Eropa utara) terekam kamera dengan tenang meninggalkan ruangan, menuruni tangga menuju pintu masuk utama gedung, pergi dan sesudah itu masuk ke didalam mobil hitam,” tambahnya.

“Penjaga tempat parkir mengidentifikasi mereka dan terhubung gerbang tanpa penyelidikan apa pun dan satu jam kemudian, mereka dievakuasi dari Iran oleh Mossad,”.

Tekanan dunia internasional pada Israel konsisten meningkat. Terbaru, Turki secara formal join didalam masalah genosida melawan negara tersebut di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, layaknya yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Hakan Fidan didalam konferensi pers di Kairo.

Kasus di ICJ ini diluncurkan pada Desember oleh Afrika Selatan, yang menuduh negara Yahudi tersebut jalankan genosida pada warga Palestina di Gaza. Sejak selagi itu, lebih dari selusin negara telah memberitakan tekad mereka untuk join didalam masalah ini.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hari Pertama Gencatan Senjata: Perbatasan Dibuka, Ratusan Truk Bantuan Antre Masuk Gaza
Gencatan senjata awal, Menghasilkan pengakuan de facto sebagai negara merdeka Palestina
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditahan Diduga Korupsi
Pesawat Jeju Air kecelakaan akibat tersangkut burung di Bandara Internasional Muan di Korsel
Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh, Tewaskan 38 Orang
Israel Akan Menanggapi Serangan Rudal Houthi Yaman
Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis
Jika presiden tidak mundur, Oposisi Korea Selatan akan memulai pemakzulan

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 12:11 WIB

Hari Pertama Gencatan Senjata: Perbatasan Dibuka, Ratusan Truk Bantuan Antre Masuk Gaza

Kamis, 16 Januari 2025 - 19:26 WIB

Gencatan senjata awal, Menghasilkan pengakuan de facto sebagai negara merdeka Palestina

Rabu, 15 Januari 2025 - 11:34 WIB

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditahan Diduga Korupsi

Senin, 30 Desember 2024 - 13:36 WIB

Pesawat Jeju Air kecelakaan akibat tersangkut burung di Bandara Internasional Muan di Korsel

Kamis, 26 Desember 2024 - 13:48 WIB

Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh, Tewaskan 38 Orang

Berita Terbaru