Redaksiku.com – Memasuki musim kemarau selalu identik dengan teriknya cuaca. Kadang kala, beberapa daerah malah mengalami kekeringan akibat kemarau yang panjang. Wajar apabila musim kemarau identik dengan panas, bahkan gerah.
Kemarau tahun ini telah tiba dan memasuki bulan Agustus tahun 2023 ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa 63% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau disertai dengan El Nino. Menjadi peringatan masyarakat mengenai kekeringan.
Tapi di musim kemarau, ada fenomena unik yang sering terjadi di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Seringkali di pagi hari di musim kemarau, ditemukan embun-embun es yang menyelimuti dataran tinggi tersebut. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
BMKG pernah menjelaskan, bahwa molekul udara di daerah pegunungan akan lebih merenggang saat musim kemarau dibandingkan musim penghujan. Akibatnya, pada malam hari pun cuaca akan lebih cerah tanpa tertutup oleh awan.
Tingkat tutupan awan yang jarang ini, membuat suhu udara akan sangat dingin karena radiasi balik dari bumi akan leluasa menuju angkasa tanpa adanya pantulan dari awan. Sehingga bumi akan menjadi dingin, dan suhu yang dingin, bahkan minus, akan membentuk embun yang membeku.
Bukan cuma Dieng, fenomena ini juga pernah terjadi di wilayah pegunungan dataran tinggi lainnya. Seperti pegunungan Semeru dan Jayawijaya. Sehingga fenomena ini sebetulnya adalah fenomena yang cukup wajar terjadi.
Fenomena embun es ini menyajikan pemandangan yang luar biasa di wilayah-wilayah tersebut, sehingga masyarakat menjadikannya sebagai tujuan wisata. Hijau rerumputan bergradasi dengan beningnya embun es, lalu terhampar di pandangan mata kita. Pemandangan ini bisa kita dapatkan misalnya di kawasan Candi Arjuna, Dieng.
Di balik keindahannya, embun beku tersebut dapat berdampak pada pertanian warga dan menyebabkan gagal panen. Karena itu, para petani di musim panen mesti memperhatikan musim tanam dan kondisi cuaca agar embun es tidak sampai merusak tanaman.
Tetapi bagaimanapun, fenomena embun es di Kawah Dieng adalah contoh menarik tentang kompleksitas interaksi antara berbagai faktor iklim, geologi, dan topografi dalam menciptakan kondisi yang menghasilkan fenomena alam yang unik. Meskipun penjelasan ilmiahnya telah diidentifikasi, keindahan dan pesona dari embun es di Kawah Dieng tetap memukau dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan penggemar alam.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini
Tinggalkan Komentar