Meta pun menepuk paha suaminya agar bergeser pojok yang dimengerti Afrizal sehingga lelaki itu mengeser dan disusul dengan meta yang juga menarik putrinya untuk merapat hingga sisi yang kosong sekarang tepat di samping kiri Rere. Space agar di duduki Dito dan mereka tampak sebagaimana keluarga yang cemara.
Awalnya selfi menggunakan hape dengan Meta yang memegang ponsel, kemudian Dito yang merasa tidak enak dengan ibu mertuanya meminta izin bagaimana jika dirinya saja yang mengambil memotret serta dia juga memanggil seorang pelayan agar membantu untuk membidik.
Sesi dokumentasi selesai, Dito dan Rere pun mengantar pasangan suami yang lebih senior untuk pulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Papa minta maaf belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu,” kata Afrizal saat memeluk putrinya yang tidak membalas pelukannya. Setelahnya lelaki paruh baya itu menggiring Meta untuk masuk ke dalam BMW.
Dito dan istrinya masih berdiri bersisian sampai mobil yang dikendari mertuanya menghilang keluar dari gerbang rumah.
“Kalau begitu aku juga akan pulang,” ucap Rere yang kemudian berbalik ke dalam rumah untuk mengambil tas.
Dito langsung mengejar dan mencekal tangan perempuan penghuni hatinya. “Ini kan rumahmu juga, Re!” kata Dito setelah dia menghentikan langkah istrinya.
“Rumah kamu,” ucap Rere dengan tegas.
“Rumah suami kan rumah istri …,” ucap Dito terpotong karena Rere melepaskan cekalan tangannya dan kembali berjalan tidak mau mendengar lanjutan apa yang akan ia ucapkan.