Novel : Petaka Sebuah Janji (Part 19)

Part 19 20241016 202148 0000

Kata orang, lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati. Itulah yang dirasakan oleh Erlika sekarang. Sakitnya tuh ada di sini, dia membatin sambil memukuli dada kirinya. Air mata terus mengucur dari kedua netra indahnya yang telah memukau Toni. Rasa sakit ini makin berlipat, ketika ingat akan kebodohan yang dilakukan, mengakibatkan dia kehilangan Toni.

 

Sejak diputus oleh Toni, hidup Erlika terpuruk. Di kantor tersebar gosip jika Erlika telah menjerat Dirut dengan melakukan perbuatan tidak senonoh. Atasan langsungnya makin menindasnya. Teman sekantornya juga tidak menyukainya. Sindiran tajam mulai bergema setiap hari. Erlika bimbang dengan pekerjaannya. Dia mulai mencari kerja di tempat lain.

 

Erlika mendengar selentingan jika istri Toni sudah kembali ke rumah mantan kekasihnya itu. Berita itu membuatnya sakit hati pada istri Toni, apalagi dirinya telah dicampakkan oleh tunangannya. Keadaan ini menimbulkan dendam kesumat di hatinya. Iblis mengipasi bibit api kemarahan yang terus berkobar. Dia benar-benar tidak terima diperlakukan seperti ini. Dia bertekad merebut kembali cinta Toni. Kebencian pada istri Toni menggunung.

 

Melihat putrinya pulang dengan lesu, mboke mengikuti Lika ke kamarnya. Dengan sareh, dia menanyai putrinya.

 

“Mboke lihat, beberapa hari ini kamu suntrut nggak ceria blas, seperti biasanya. Ada apa sih, Lika? Crita ngeneh maring Mboke,” katanya lembut, sambil duduk di pinggir tempat tidur.

 

Ora papa koh. Semua baik-baik saja,” jawab Lika tanpa memandang Mboke.

 

“Ka, apa karena nak Toni? Sudah lama dia nggak kemari. Kalian putus?”

 

“Iya, Mbok,” jawab Lika lesu, sambil duduk di bangku meja rias. Lika tidak berani memandang ibunya.

 

“Terus, ruko sama rumah ini?” tanya Mboke kaget campur cemas.

 

Mbuhlah!” jawab Lika sambil menggeleng.

 

Keduanya membisu. Helaan dan embusan napas berat keduanya mengisi sepinya kamar Erlika. Beberapa saat kemudian, Mboke memecah keheningan.

 

“Mboke pernah ngomong, pake jalan lain, kan? Jenenge usaha. Sapa ngerti dadi musabab nak Toni tetep cinta karo kowe!”

 

Lah, Mboke nggak tau apa yang telah kulakukan, batinnya. Dia hanya diam tidak bereaksi.

 

“Ka, kita harus usaha. Kapan maning ketemu wong sugih? Kamu harus bisa membuat nak Toni cinta mati sama kamu!”

 

“Mboke, nyong kesel! Kapan-kapan maning ya, dibahas. Mumet ndasku Mbok,” kata Lika mengusir halus ibunya. Hatinya sedih ibunya tidak mau kehilangan Toni. Orang tuanya memang tidak mengetahui yang telah dilakukannya hingga membuat Toni memutus hubungan.

 

Di kantor beredar gosip pak Komisaris sekeluarga akan pergi keliling Turki.

 

“Asyik ya jadi istri Dirut, itung-itung honeymoon,” celetuk seorang karyawati.

 

“Wajarlah, dah setahun mereka belum honeymoon. Pak Dirut sibuk ngurusin proyek-proyek baru. Malah kantor pusatnya dipindah. Kalau kantor Dekom pindah juga ke Semarang, ex kantor pusat dilego kali!” timpal Erwin.

 

“Shhht, calon gagal nyonya dirut, datang!” bisik seorang karyawati yang duduk dekat pintu. Dia melihat kedatangan Erlika. Teman-teman terkikik, tidak peduli Erlika sudah berada di situ.

 

“Jodoh juga ada takeran-nya. Sepadanlah,” celetuk yang lain.

 

“Makanya yang ke Turki ya nyonya Dirut asli bukan yang KW,” jelas seorang karyawan. Disambung gelak tawa bersahutan.

 

“Biarpun KW 1, yak?” sahut seorang karyawati. Ruangan menjadi ramai.

 

Ruangan bos terbuka, Rani muncul di pintu, lalu mengetuk daun pintu dengan keras, menghentikan canda ria anak buahnya. Semua diam seperti orong-orong terinjak.

 

“Hei! Kok bercanda terus, sih. Kapan kerjanya!” tegurnya.

 

Semua melanjutkan kerja dalam diam. Senyum tipis pun tak berani mereka sungging. Bibir mereka terkatup rapat. Ruangan kembali sunyi, masing-masing tenggelam dalam tugasnya.

 

Sepulang dari Turki, pasangan Toni dan Ratih sebagai suami istri makin membaik. Komunikasi mereka semakin intens. Benih cinta kepada pasangan yang telah tertanam pun semakin subur. Toni makin serius dalam menangani pekerjaan. Ratih, entah kenapa perasaannya makin sensitif, hatinya selalu resah jika Toni terlambat pulang. Dia selalu ingin berdekatan dengan suaminya.

 

Kenyataan bahwa mantan tunangannya sangat mencintai istrinya, membuat luka hati Erlika semakin menganga. Dulu, Toni selalu menghapus kecemburuan Erlika dengan membuktikan pernikahannya hanya sandiwara. Kecemburuan Erlika membakar rasa dendam di hatinya. Dia berjengit teringat kata-kata ibunya.

 

Ah, iya! Kenapa aku melupakan kata-kata Mboke. Nggak ada jalan lain! bisik hatinya. Senyum tipis tersungging samar-samar di bibirnya.

 

Belum genap 10 hari, Toni sudah menunjukkan tanda-tanda yang tidak wajar. Hampir tiap hari pulang terlambat. Dia juga kembali tidur di sofa. Bahkan dengan kasar merebut baju ganti dari tangan Ratih. Saat Ratih mau memasangkan dasi, Toni menolak dengan keras. Dengan tatapan dingin, dia melarang istrinya masuk ke ruang kerjanya. Ratih menyembunyikan perlakuan Toni dari mertuanya. Malam-malamnya berteman dengan tangis.

Penulis menerbitkan buku novel Tri Logi Raden Arya di Penerbit Stiletto dengan Judul : Logi 1 - Vila di Atas Bukit, Logi 2 - Andre, Logi 3 - Reunion. 3 cerbung di KBM APP dengan judul : (1) Pesan dari Masa Lampau -TAMAT, (2) Kala Cinta Berkhianat - TAMAT, (3) Elegi Kehidupan - OTW