Apa bagian paling menyenangkan dari sebuah pernikahan? Bagi Melati, hal terbaik dalam pernikahan adalah sebuah pelukan hangat di saat tubuh sudah sangat lelah dengan hiruk pikuk pekerjaan kantor. Setiap kali pulang, ia akan di sambut oleh sebuah kecupan dan pelukan hangat dari suaminya. Bahkan, ia selalu dimanjakan dengan makan lezat setiap harinya. Ya, salah satu privilege yang ia terima saat menjadi istri dari seorang koki adalah lidahnya selalu dimanjakan dengan makanan-makanan lezat setiap harinya.
Melati yang berprofesi sebagai Supervisor Sales, pada sebuah agen properti perumahan mewah, setiap harinya selalu disibukkan dengan berbagai urusan kantor dan klien. Seperti hari ini, ia harus menghadapi dua klien VIP yang berencana membeli unit apartemen mewah melalui perusahaan tempatnya bekerja. Meskipun sudah terbiasa menghadapi klien-klien yang bergelimang uang itu, tetap saja Melati selalu merasa tenaganya terkuras setiap kali menyelesaikan pekerjaannya.
“Mas…,” Melati merengek di balik punggung Wisnu, sambil memeluk punggung lebar suaminya. Kedua tangannya memeluk erat perut kotak-kotak milik Wisnu yang tertutup kaus hitam polos.
“Kenapa, hmm? Capek? Atau, hari ini ada yang bikin kamu kesal?” Wisnu memberikan pertanyaan beruntun pada Melati. Ia lalu mematikan kompor setelah beberapa kali mengaduk daging tumis di dalam wajan.
Wisnu berbalik menghadap Melati tanpa melepaskan pelukan. Ia balas memeluk Melati dan mengelus lembut rambut sebahu milik istrinya itu. Nyaman. Melati memendam kepalanya di dada Wisnu demi meningkatkan produksi hormon endorfin miliknya.
Melati mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah teduh suaminya, “Mas, cium,” Melati memoyongkan bibirnya dan disambut sebuah kecupan singkat oleh Wisnu.
“Ih, kok, cuma dikecup dikit sih? Kan, aku maunya yang lama,” Melati memasang raut cemberut membuat Wisnu tertawa gemas. Wisnu mendorong dahi istrinya menggunakan telunjuk dengan pelan.
“Nanti, selesai kamu mandi, baru Mas kasih cium. Sana mandi, Mas juga mau selesaikan masak dulu.”
“Mas, ih…,” Melati masih enggan lepas dari pelukan Wisnu.
Wisnu kembali berbalik menghadap kompor dan menyalakannya. Melati tak segera beranjak. Ia menatap punggung bidang suaminya yang sudah kembali fokus pada makanan yang sedang disiapkannya.
Melati melipat kedua tangannya di dada. Ia berpikir keras, amal baik apa yang sudah ia lakukan, sehingga bisa mendapatkan suami sesempurna Wisnu? Pria matang yang tampan, dengan pekerjaan yang terbilang mapan. Seorang pemilik sebuah restoran sekaligus chef dengan perawakan layaknya model yang terbiasa ia lihat pada majalah-majalah mode, atau tokoh-tokoh fiksi dalam film-film action yang kerap ia tonton. Ia tak menyangka jika kelakuan konyolnya saat pertama bertemu bisa membuat laki-laki ini yakin untuk menikah dengan dirinya. “How lucky I am, right?” bisik melati pelan sambil terus menatap punggung Wisnu yang terbalut kaus hitam polosnya.
Wisnu mencuri pandang, ia menyadari tatapan istrinya yang masih setia berdiri beberapa langkah di belakangnya, “Sayang, buruan mandi sana,” ucapnya tanpa mengalihkan perhatian dari wajan yang sedang ia pegang.
“Mas, ih, nggak suka banget, ya, biarin aku nikmatin punggung pria ganteng,” Melati dengan cepat mencuri ciuman di pipi kiri Wisnu, sebelum ia beranjak menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian.
Wisnu hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, Melati selalu memiliki cara yang tidak biasa untuk menggodanya. Padahal, diawal perkenalan sikap yang ditunjukkan oleh Melati sungguh jauh berbeda dari yang ia hadapi sehari-hari setelah pernikahan. Tapi, ia benar-benar bersyukur untuk itu, paling tidak ia memiliki hiburannya sendiri setiap kali berada di rumah.
“Mas, tahu nggak, tadi tuh, aku ketemu klien yang dodol banget tahu. Dia tuh, udah bapak-bapak usia 50 tahunan gitu kan, dah aki-aki lah pokoknya, tapi kelakuannnya itu loh, ampun bikin jengkel banget!” Melati bercerita dengan emosi tentang kegiatannya hari ini. Saat ini, mereka berdua sudah berada di ranjang di dalam kamar, menikmati waktu bersama sebelum tidur.
“Terus, itu aki-aki ngapain, kok bisa bikin kamu jengkel sampai sekarang?”
“Gimana nggak jengkel coba, Dia tuh ngomong gini ke aku, ‘Kalau kamu mau nemenin saya liburan ke Bali, saya teken sekarang juga kontrak pembeliannya, gimana?’ Masa dia ngomong gitu, Mas!”
Wisnu mendengarkan istrinya yang bercerita dengan menggebu-gebu sambil tersenyum. Melati selalu bersemangat setiap kali menceritakan kegiatannya sehari-hari setiap mereka menjelang tidur, dan Wisnu selalu menjadi pendengar terbaik untuk Melati.
“Padahal nih, ya, aku tuh, sudah ngasih gestur pamer cincin nikah di jari aku,” ucap melati sambil mencontohkan gerakan yang ia lakukan di depan Wisnu. “Tapi tuh, aki-aki masih aja modus, coba kalau bukan VIP, sudah ku pites itu kepala botaknya.”
Wisnu menarik tubuh istrinya mendekat untuk duduk diatas pangkuannya. Melati memposisikan dirinya agar berada dalam posisi nyaman.
Wisnu mengelus lembut lengan polos Melati, memancing gelenyar aneh yang selalu muncul setiap saat tubuhnya dan Melati bersentuhan.
Praktek apa, Bang Wisnu hati-hati lho😄
Bang Wisnu mau ngajarin bergulat, ya? 😃