Novel : Bertahan di Atas Luka Part 42

- Penulis

Kamis, 28 November 2024 - 15:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Novel : Bertahan di Atas Luka Part 42

“Jadi, kalau aku mengikuti semua yang kamu sebutkan tadi, kamu nggak akan minta cerai, kan?” tanya Mas Bayu sambil menyeruput kuah sotonya dengan nikmat.

Aku membisu. Pelan kuaduk kuah soto dan nasi di piring, sambil pikiranku menerawang mengingat semua kejadian dalam pernikahan kami. Keraguan kembali menghampiriku. Jujur, aku mulai meragukan keinginan untuk berpisah dari Mas Bayu karena melihat kesungguhannya mempertahankan pernikahan kami. Aku bahagia, kalau ia memang benar-benar akan mengubah semua sifatnya. Aku pun akan berusaha keras untuk mengurangi sifat manja dan sensitif yang selama ini membuatku mudah tersinggung.

Apakah kami bisa mewujudkan keinginan untuk tetap bersama?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mir?” Teguran Mas Bayu memutus lamunanku.

“Eh, iya, Mas?”

“Kamu ngelamun apa, sih?”

“Nggak, kok. Aku lagi menikmati masakan kamu. Enak banget, seperti biasa!” jawabku berbohong.

“Kamu nggak akan minta pisah kan, kalau kita sama-sama nyoba untuk memperbaiki diri?”

“Aku nggak tahu, Mas,” jawabku ragu.

Mendengar itu wajah Mas Bayu menegang. Senyum manisnya tiba-tiba hilang. Ia menatapku tajam.

“Mau kamu apa sih, Amira! Plin-plan banget. Tadi katanya kamu juga mau berjuang supaya kita nggak jadi cerai, sekarang kamu ragu-ragu lagi. Aku nggak ngerti mesti gimana lagi kalau kayak gini!” Mas Bayu meletakkan sendok dengan kasar di piring dan meneguk air putihnya.

“Apa kamu masih mikirin Pras? Masih berharap bisa hidup sama dia? Itu mau kamu? Iya? Bilang aja, Mir! Nggak usah nyari-nyari kesalahanku kalau kayak gitu!”

Astaghfirullah! Kok kamu jadi nuduh aku lagi?” tanyaku keras, tidak terima dituduh seperti ini.

“Kalau nggak mau dituduh, ya yang tegas, dong! Jangan kayak gini, nggak jelas!”

“Kamu nggak bisa minta aku langsung mutusin nggak jadi pisah, Mas. Aku perlu waktu untuk berpikir, perlu waktu untuk meyakinkan diriku apa yang aku mau. Kalau kamu mau sabar nunggu, aku terima kasih sekali, tapi kalau kamu capek seperti ini terus, silakan aja Mas ceraikan aku!” teriakku gusar.

“Itu lagi yang kamu minta. Bosan aku, Mir!” Mas Bayu membereskan piring makannya dan beranjak pergi.

“Mas! Jangan pergi dulu. Kita belum selesai.” Aku pun mengejar langkahnya ke dapur.

“Percuma! Kayaknya yang ingin tetap mempertahankan rumah tangga kita hanya aku aja. Aku berjuang sendirian, sementara kamu selalu meragukan kesungguhanku, selalu menganggap aku nggak serius. Ya sudah, kalau kamu tetap mau pisah …,terserah!”

Aku mengatupkan mulut. Ingin sekali rasanya berteriak.

“Mas! Ini yang bikin aku ragu. Kelakuan kamu yang cepat banget berubah. Aku hanya butuh diyakinkan, Mas, dibujuk, ditenangkan, kalau semua kekhawatiranku itu nggak beralasan dan nggak akan terjadi. Aku hanya ingin disayang, dimanja! Masa gitu aja Mas nggak ngerti!”

Baca Juga:  Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 10)

Akhirnya keluar juga unek-unekku selama ini. Aku sudah tidak peduli lagi. Biarlah ia menganggapku perempuan tak tahu malu, sampai harus mengemis pada suaminya. Sudah terlanjur semua, tidak mungkin menarik kata-kataku. Tangisku meledak. Lelah sekali rasanya berharap suami mengerti apa yang kuinginkan tanpa harus mengatakannya. Aku gengsi sebetulnya, tapi semua sudah terjadi.

Mas Bayu tertegun, lalu dengan cepat kembali merengkuhku. Aku berontak, amarah masih menguasai hatiku. Marah dan malu menjadi satu. Aku merasa sangat hina karena harus meminta sesuatu yang seharusnya Mas Bayu berikan. Tanganku berulang memukul dadanya, tapi dengan sabar ia memelukku, berusaha menenangkan amukanku. Aku semakin berontak, tapi lama-lama tubuhku lemas seperti tak bertulang. Aku luruh, tenggelam dalam dekapan erat Mas Bayu. Jiwa dan ragaku sangat lelah. Lama aku menangis di bahunya, membasahi kausnya dengan air mataku. Setelah aku tenang, Mas Bayu menuntunku ke kamar. Aku duduk di tempat tidur, sementara ia mengambil air putih. Kuraih kotak tisu yang ada di meja rias dan menyeka air mata serta hidungku.

“Kamu tenang, ya? Masih kesal? Masih mau nangis? Nangis aja, Mir, biar lega,” kata Mas Bayu lembut. Ia meletakkan segelas air putih di meja rias dan duduk di depanku. Tangannya menggenggam erat jemariku. Aku merasa damai dan tenang. Meskipun tangis masih tersisa, aku sudah tidak marah lagi. Kulirik wajahku di cermin. Penuh air mata dengan mata bengkak dan hidung berair. Rambu hitamku juga terlihat berantakan.

“Sudah azan Ashar, salat dulu, yuk, biar tenang.”

Aku mengangguk dan bergegas ke kamar mandi untuk berwudu sekaligus menenangkan hati. Mas Bayu melangkah ke lemari, mengambil sarung dan sajadah. Setelah berwudu, ia berdiri menungguku memakai mukena. Kami salat Ashar bersama dalam kedamaian. Sungguh, salat itu bisa meredam amarah dan menenteramkan hati.

Selesai salat, aku membaringkan diri, mencoba untuk tidur. Ketika mataku terpejam, sebuah kesadaran hadir, bahwa Mas Bayu adalah suami yang Allah pilihkan untukku. Bukan sembarang lelaki, tapi terbaik yang Allah berikan. Aku teringat kata-kata Ustazah Maryam saat aku mengadukan kegundahanku.

“Pernikahan itu adalah ibadah terpanjang dan sepanjang hidup karena hanya maut dapat yang memisahkan. Ujian dalam rumah tangga itu bukan dari suamimu, tapi dari Allah.  Allah yang mengujimu melalui suami. Perempuan yang meminta cerai dari suaminya tidak akan mencium bau surga. Ujian akan selalu ada walaupun kamu bercerai dan menikah dengan orang lain.”

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Prabowo Mengenai Dana Zakat untuk Makanan Bergizi Gratis

Politik

Prabowo Mengenai Dana Zakat untuk Makanan Bergizi Gratis

Kamis, 16 Jan 2025 - 19:58 WIB