Di tepi lapangan, Putri Sriwati mengerahkan pasukannya tanpa henti. Tatapannya bengis. Begitu ia menyadari kedatangan Putri Indrawati, kedua matanya membelalak. “Mbakyu,” bisiknya kaget.
“Hentikan ini semua Sriwati!” perintah Putri Indrawati tegas. “Jangan menyalahi apa yang Sang Penguasa berikan untukmu! Elingo (ingatlah), kita ada di sini untuk menjaga, bukan merusak.”
Tatapan Putri Sriwati kembali berubah saat ia melihat Bima berdiri di sebelah Giska. “Kamu!” geramnya seketika. Ia tidak mengindahkan peringatan dari kakaknya. “Berani-beraninya kamu mengambil lelaki itu dariku!”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Giska menarik mundur sang suami ke belakang tubuhnya. “Dia bukan milikmu!” seru Giska tanpa takut. “Kamu yang mengambilnya dariku!”
Tepat saat itu, terdengar suara ledakan, persis seperti tadi. Sumber suaranya berasal dari Ki Suko. Semua yang ada di sana kontan menoleh ke arah si kakek. Ki Suko jatuh tersungkur di atas tanah.
“Aki!” jerit Giska. Mengikuti instingnya, perempuan itu berlari ke tengah lapangan. Ia bahkan tidak mendengar teriakan Bima.
Dengan perlindungan dari Mbah Wiro, Giska berhasil mencapai Ki Suko yang tergeletak tak berdaya. Bima menyusul tepat di belakangnya. “Kurang satu,” ucap si kakek sambil menunjukkan batu delima terakhir di tangannya. Ia terbatuk-batuk sebentar. “Semua harus dihancurkan, agar ikatan antara Putri Sriwati dan suamimu bisa terputus sepenuhnya.”
“Apa yang harus kami lakukan, Ki?” tanya Giska panik.
“Sini, Nang, dengerin Aki,” panggil Ki Suko pada Bima. Bima mendekatkan diri kepada si kakek. “Kamu sendiri yang harus menghancurkannya. Injak batu ini kuat-kuat. Akan kuberi energi terakhir dariku untuk membantu.”
Giska mengambil batu di tangan Ki Suko dan meletakkannya di tanah. Mereka tidak punya banyak waktu. Para pengawal Putri Sriwati masih menyerang dari berbagai arah. Mbah Wiro mulai kewalahan melindungi mereka bertiga.
Bima menghitung dalam hati, kemudian menginjak batu merah itu kuat-kuat menggunakan kaki kanannya. Dengan bantuan Ki Suko, butiran batu yang seharusnya keras dan kokoh itu langsung hancur lebur. Suara ledakan terdengar dari bawah kakinya. Di detik berikutnya, Ki Suko mendadak berseru, “Asih!”
***
Selanjutnya: A Way to Find You (Tamat)
Penulis : Eenroos
Editor : Redaksiku