Rahasia 5 Jurus Sakti Menjinakkan Bayi Susah Makan (GTM)

5 Jurus Sakti Menjinakkan Bayi Susah Makan (GTM)
Sumber: Canva

Rasanya, tidak ada hal paling menjengkelkan dan paling memantik emosi selain bayi yang susah makan, ya, Bu? Banyak cara yang dilakukan oleh orang tua untuk menjinakkan bayi susah makan (GTM) ini.

Yang lebih mengerikan kalau GTM (Gerakan Tutup Mulut) itu terjadi selama berhari-hari. Untuk bayi yang sangat aktif, berat badannya bisa menurun drastis jika bayi susah makan. Tentu saja tidak ada orang tua yang ingin anaknya mengalami penurunan berat badan seperti ini.

Sebenarnya, semua bayi suka makan. Selama kegiatan itu menyenangkan dan tidak memberikannya trauma buruk, bayi akan sangat senang melakukannya. Sayangnya, bayi yang tidak bisa menyampaikan isi hati membuat orang tua bingung, apa sebenarnya yang diinginkan oleh bayi ini agar dia mau makan sesuatu. Biasanya, ada banyak bayi yang saat mengalami GTM benar-benar tidak mau membuka mulut saat disodori makanan.

Lalu, bagaimana cara untuk menjinakkan bayi susah makan (GTM) ini?

  • Ajak bayi makan di tempat yang berbeda

Bayi itu sebenarnya sama dengan kita yang dewasa. Kadang, mereka bosan dengan sesi makan yang itu-itu saja. Ibu bisa mengajak bayi makan di halaman belakang, teras, atau malah di restoran. Bisa jadi juga bayi ingin makan bersama anggota keluarga lainnya. Dengan sesekali mengubah suasana makan, bayi bisa merasakan sensasi berbeda. Hal ini bisa membuat bayi lebih semangat makan, Bu.

  • Berikan menu berbeda yang membuat bayi menjadi semangat untuk mencoba

Beberapa bayi menolak makan karena memang tidak suka dengan tekstur makanan tertentu. Ibu bisa mencoba memberikan makanan dengan tekstur yang berbeda untuk bayi. Jika bayi menolak makan bubur, Ibu bisa mengukus bubur itu bersama telur kocok hingga menjadi adonan yang mirip dengan bolu kukus. Adonan ini juga lembut dan mudah lumer di mulut bayi, lho.

Jika ternyata bayi suka makanan yang lebih kering, Ibu bisa memasukkan bubur dalam adonan telur kocok dan menggorengnya dengan sedikit minyak. Bubur itu akan menjadi adonan seperti pancake dengan tekstur yang jauh lebih lembut.

Makanan dengan tekstur yang berbeda ini akan membuat bayi jadi penasaran dan memilih, makanan mana yang teksturnya paling cocok untuknya.

  • Ajak bayi untuk bermain permainan sensori

Permainan sensori itu bukan permainan yang mahal. Ibu bisa mengajak bayi ikut kegiatan memasak dan memberikan bayi beberapa jenis sayuran yang belum diolah. Ibu bisa mendudukkan bayi di dalam bak untuk ikut memotong sayur dengan tangan, mengupas pisang, mengupas telur, atau ikut mengadon adonan kue.

Memenuhi kebutuhan sensori bayi sangat penting untuk mengintegrasikan sistem saraf pada bayi. Selain itu, dengan memenuhi kebutuhan sensori ini, kita bisa membuat bayi jadi tidak jijik pada tekstur makanan yang lembek di dalam mulutnya. Dengan begitu, bayi jadi tidak susah makan lagi.

Pemenuhan kebutuhan sensori juga membuat bayi jadi memahami kondisi dirinya, kapan dia lapar dan kapan dia menginginkan makanan tertentu lho saat dia sudah lebih besar nanti.

  • Jangan lupa untuk mengajak bayi grounding dan mendapatkan sinar matahari

Grounding adalah membiarkan bayi berjalan di tanah dan rumput tanpa alas kaki. Jika bisa, lakukan pada pagi hari saat matahari memberikan banyak sinar hangat untuk anak. Biarkan anak bermain selama satu jam atau lebih untuk memenuhi kebutuhan sensori tubuhnya dan memberikan stimulasi terhadap seluruh sistem sarafnya dari telapak kaki dan tangan. Biarkan seluruh tubuh bayi merasakan kehangatan matahari yang membuat sistem imunnya jadi lebih baik.

Jika bayi belum bisa merangkak atau berjalan, dudukkan saja bayi di rumput tanpa memakai alas. Biarkan bayi merasakan ujung daun yang terasa kasar di kulit. Semua ini akan membuat bayi jadi lebih sehat dan sarafnya terintegrasi dengan baik. Setelahnya, bayi akan jadi lahap makan, lho.

  • Jika suasana hati kita sedang tidak enak, sebaiknya jangan menyuapi anak. Biarkan anak makan sendiri walau berantakan

Tahukah Ibu kalau anak bisa merasakan energi negatif yang ada di dalam diri kita?

Saat kita merasa terburu-buru atau sangat berambisi untuk memaksa anak melakukan sesuatu, biasanya anak akan menolak dan cenderung akan sangat rewel. Anak akan cenderung defensif sekalipun pada ibunya sendiri. Namun, jika kita santai dalam menghadapi anak, tidak memiliki keingian apa pun.

Jika memang Ibu dalam kondisi yang tidak stabil secara emosional saat itu, sebaiknya biarkan anak makan sendiri atau minta anggota keluarga lain untuk menyuapi anak. Hal ini untuk menghindari anak semakin takut pada sesi makan sehingga membuat GTM jadi semakin parah.

Jika mungkin, ajak anak untuk makan bersama. Biasanya, saat kita sedang malas makan pun akan jadi semangat untuk makan lagi kalau kita bisa makan bersama orang yang kita sayangi, bukan?

Dengan membuat sesi makan bersama anak menjadi menyenangkan, anak akan terhindar dari trauma makan dan tidak lagi mengalami GTM.

Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google Newatau Whatsapp Channels

Love Your Life, Live Your Love