Redaksiku.com – Hanni NewJeans memberi tambahan kesaksian di depan Majelis Nasional Komite Lingkungan dan Tenaga Kerja. Kesaksian itu terkait bersama dugaan perundungan di area kerja yang mencuat bulan lalu.
Member NewJeans itu jadi salah satu pihak yang diminta memberi kesaksian oleh Majelis Nasional. Ia membeberkan beraneka pengakuan dan cerita berkenaan dugaan bullying di area lingkup idol.
Kesaksian itu turut dihadiri CEO ADOR baru, Kim Ju-young, di dalam kapasitasnya sebagai saksi sekaligus representasi perusahaan. Ia termasuk sempat menanggapi beberapa kesaksian yang diutarakan Hanni.
Dugaan perundungan yang dialami Hanni pertama kali muncul dikala sang idol buka nada melalui streaming YouTube bersama member NewJeans yang lain. Ia membeberkan dugaan perundungan di area kerja merinci kejadian yang dialami di gedung HYBE.
Peristiwa berikut sesudah itu jadi awal dari beraneka pengakuan Hanni terkait perundungan, hingga temuan-temuan lain yang diungkap sang idol maupun pihak-pihak terkait lainnya.
Berikut poin-poin kesaksian yang terungkap dikala Hanni memenuhi panggilan Majelis Nasional.
Diabaikan grup lain
Kesaksian pertama Hanni NewJeans terkait pengakuan bahwa dia kerap diabaikan member dan staf lain di gedung HYBE. Ia merinci cerita itu, terlebih sementara dirinya diabaikan member sebuah grup atas perintah manajer mereka.
Kejadian itu bermula sementara Hanni Pham sedang menanti member NewJeans lain di salah satu lorong. Ia sesudah itu lihat tiga idol bersama manajer mereka, sesudah itu coba menyapa.
Namun, dikala mereka berpapasan kembali, Hanni justru mendengar sang manajer menghendaki ketiga member berikut untuk mengabaikannya.
“Saat dia keluar, [si manajer] berkontak mata bersama saya, menoleh ke anggota lantas berkata, ‘Abaikan dia [Hanni] seolah kalian tak lihat dia,'” ujar Hanni, dikutip dari KoreaTimes.
“Saya tidak mengetahui mengapa dia menyebutkan hal seperti itu di lingkungan kerja,” lanjut Hanni.
Insiden itu pun bukan satu-satunya yang dulu dialami Hanni. Ia mengaku seringkali diabaikan sementara coba menegur pejabat senior atau petinggi HYBE.
Polemik CCTV
Hanni termasuk turut membicarakan rekaman CCTV yang menampilkan dirinya diduga diabaikan member lain. Ia mengaku sempat melaporkan kejadian itu kepada CEO ADOR Kim Ju-young, tetapi tak respons positif.
Hanni sesudah itu coba memeriksa rekaman CCTV untuk mendapat bukti, tetapi hanya tersisa 8 detik. Ia pun mendengar ucapan Ju-young yang menyebut video CCTV itu sudah dihapus.
“Saya memeriksa rekamannya dan itu hanya berisi klip berdurasi 8 detik. Sisanya–sekitar 50 menit–lenyap,” ujar Hanni.
“Ketika saya bertanya alasannya, penjelasan [Ju-young] terus berubah. Pada satu titik, ia apalagi menyebutkan videonya sudah dihapus,” lanjutnya.
NewJeans diacuhkan
Hanni termasuk menyebutkan perundungan itu tak hanya dialami dirinya, tetapi termasuk NewJeans secara grup. Kelima member itu disebut jadi korban diskriminasi di area lingkup label HYBE.
Kesaksian itu berlanjut bersama bukti-bukti perlakuan tidak adil yang dialami NewJeans. Hanni mengaku NewJeans jadi objek cemooh staf HYBE di laman komunitas kerja Blind.
Hanni termasuk mengklaim mendengar rekaman salah satu anggota humas HYBE yang pandang remeh debut dan kesuksesan NewJeans di Jepang.
“Awalnya saya pikir itu hanya perasaan privat saya. Namun, sesudah itu saya lihat karyawan HYBE mengkritik kami di Blind,” ujar Hanni.
“Saya termasuk mendengar rekaman anggota tim PR HYBE coba pandang remeh debut kami di Jepang dan kesuksesan kami. Saat itulah saya mengetahui udara negatif itu bukan sekadar perasaan, tetapi nyata,” lanjutnya.
Ingin dimanusiakan
Kesaksian Hanni itu ditutup bersama pengakuan harapan dari sang member. Ia berterima kasih kepada Majelis Nasional sebab sudah diberi peluang berbicara.
Member keturunan Vietnam-Australia itu termasuk menghendaki tiap-tiap member dan staf saling menjunjung sebagai seorang manusia agar perundungan dan pelecehan di lingkungan kerja berkurang secara signifikan.
“Saya berterima kasih kepada Majelis Nasional yang sudah memberi tambahan peluang ini,” ujarnya.
“Walau regulasi saja tidak merampungkan seluruh masalah, rasa hormat satu sama lain sebagai manusia secara signifikan mengurangi masalah pelecehan dan perundungan di area kerja,” lanjut Hanni.
Kematian staf HYBE
Dalam peluang itu, anggota Majelis Nasional Jung Hye-kyung termasuk mengungkapkan laporan bahwa pada 2022 seorang staf HYBE pingsan di kantor dan meninggal sesudah dibawa ke rumah sakit.
Namun, HYBE tidak mengajukan insiden berikut sebagai laporan kecelakaan industri. Padahal, kolega mendiang staf itu meyakini hal berikut disebabkan sebab terlampau banyak bekerja.
“Industri hiburan populer mempekerjakan staf secara terlalu berlebih dalih ‘gairah,'” ujar Jung Hye-kyung.
“HYBE seharusnya sedia kan lingkungan yang bagus bagi orang-orang sebagai pemimpin di dalam industri ini, tetapi begitu banyak anak muda yang mimpinya tersandera dan tambah didorong hingga batasnya,” lanjutnya.
Tinggalkan Komentar