Novel : Bertahan di Atas Luka Part 25

- Penulis

Selasa, 5 November 2024 - 20:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Amira Dzakiya

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah mertua, aku memilih diam. Aku benar-benar kaget dengan kejadian saat buka puasa tadi.

Bagaimana mungkin Papa dan Mama melupakan hari yang sangat penting dalam hidup mereka? Bagiku, hari pernikahan adalah sesuatu yang penting, saat dimulainya kehidupan baru.  Sebuah momen yang mengubah jalan hidupku.  Bagaimana bisa mereka melupakan hari itu? Delapan tahun menikah, ternyata aku belum begitu mengenal kehidupan suamiku.  Kehidupan keluarganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pantas saja Mas Bayu menganggap remeh tanggal bersejarah dalam pernikahan kami. Tadi dia bilang, tidak semua orang berpikir sama sepertiku, begitu mengistimewakan tanggal perkawinan. Aku menggeleng kuat. Masa sih aku terlalu berlebihan? Bukankah banyak orang juga merayakan hari jadi mereka? Bahkan ada yang sengaja menginap di hotel berbintang hanya untuk menikmati perjalanan pernikahan mereka.  Untuk bersyukur kalau mereka sudah berhasil melalui suka dan duka kehidupan sebagai suami istri.

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengingat perjalanan pernikahanku dan Mas  Bayu. Mengingat kecewaku yang tumbuh dari hari ke hari dan menjadi semakin besar. Namun, aku akui, ada yang berubah pada diri Mas Bayu sejak ia pulang.  Tidak banyak, tapi paling tidak ia mulai mau terbuka dan bicara. Ia mau mendengarkanku. Jujur, sebetulnya aku sangat merindukannya, rindu pelukan dan sentuhannya.

Ia bilang akan berusaha mengubah sifatnya supaya aku mengurungkan niatku untuk berpisah. Sesungguhnya, aku sangat bersyukur. Namun, ada keraguan dalam hatiku.  Apakah nanti kalau aku memutuskan mengabulkan permintaannya, Mas Bayu akan tetap berubah dan lebih pengertian? Atau ia mau berubah supaya aku membatalkan keinginanku?

Bermacam pertanyaan memenuhi benakku. Aku memejamkan mata, berusaha mengusir semua kegundahan. Bila aku memutuskan untuk kembali bersama, apakah ada jaminan Mas Bayu tetap seperti sekarang? Bagaimana kalau nanti ia mengungkit dan menyalahkanku?

Aku menggelengkan kepala.

“Mir?” Mas Bayu menegurku.

“Eh …, iya?” jawabku sambil menoleh dan memandang wajahnya dari samping.

“Kok diem aja? Marah, ya?” tanyanya.

Aku menggeleng.

“Nggak, kok. Aku nggak apa-apa.” Aku mencoba tersenyum.

“Kamu masih nggak terima pendapatku barusan? Kalau sebagian orang mengingat tanggal pernikahan mereka dengan cara berbeda?” Mas Bayu mencoba memulai percakapan.

Aku membisu.

“Kalau kamu punya pendapat lain, ngomong aja, aku nggak apa-apa. Katanya kan kita harus saling terbuka?” lanjutnya.

“Kalau aku ngomong, nanti ribut lagi.  Aku capek, Mas.”

“Janji, aku nggak akan motong omonganmu,” kata Mas Bayu lembut.

Baca Juga:  Novel : Cindur Mata (Part 4)

“Baik …,” Aku menegakkan tubuh dan melanjutkan, “biar aja orang punya pendapat lain. Boleh kan aku punya pendapat sendiri? Dan karena kamu suamiku, boleh kan kalau aku pingin Mas ngerti perasaan dan hargai keinginanku?” Aku pun memutuskan untuk bersuara dan menahan air mata yang tiba-tiba memaksa keluar.

Entah kenapa, setiap kali berbicara masalah hubungan kami, dadaku selalu terasa sesak.

Mas Bayu diam beberapa saat, berusaha fokus pada lalu lintas di jalan.

Aku menunggu jawabannya dengan sabar.

“Boleh, Mir. Masa nggak boleh punya pendapat?” Ia berhenti sejenak, menghindari sepeda motor yang memotong mobil kami secara tiba-tiba.

“Tapi kamu juga mau kan dengerin pendapatku? Nggak apa kan kalau kadang aku lupa? Itu nggak sengaja, beneran lupa.” Mas Bayu melanjutkan.

Aku diam dan mendengarkan.

“Maksudku, saat aku lupa, kamu kan bisa ngingetin baik-baik tanpa harus marah-marah atau nuduh aku nggak sayang dan nggak cinta. Nggak perlu nuduh aku nggak menghargai kamu.  Gimana?”

“Maaf, kalau ternyata kamu ngerasa tertekan selama ini karena sikapku. Sungguh, aku nggak punya maksud marah-marah ke kamu. Aku hanya ngerasa nggak dihargai. Mungkin buat kamu tanggal itu hanya sebatas angka, number, nggak punya arti apa-apa.  Tapi buat aku, tanggal itu momentum perubahan seluruh hidupku.” Aku berhenti sejenak untuk mengatur napas yang memburu.

“Aku yang tadinya sendiri, sejak tanggal ijab kabul berubah menjadi seorang istri. Tanggung jawabku juga berubah. Semuanya baru dan membutuhkan penyesuaian. Aku harus belajar untuk hidup bersama lelaki yang belum sepenuhnya aku kenal.  Aku harus mengubah kebiasaanku supaya bisa menyesuaikan dengan gaya hidupmu.”

Mas Bayu tak bersuara.

“Itu makanya …,” Aku memiringkan tubuhku menghadap Mas Bayu, “tanggal pernikahan itu sangat berarti untukku. Bukan tanggalnya, tapi makna dibaliknya. Saat di mana aku menyerahkan cinta untuk lelaki asing yang menjadi suamiku. Titik balik hidupku. Kamu bisa ngerti?”

Mas Bayu menoleh dan menggenggam tanganku dengan tangan kirinya. Tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Aku kembali menghadap ke depan. Hening menyelimuti sepanjang sisa perjalanan, hingga akhirnya kami tiba di rumah.

“Mas? Kamu marah?” tanyaku saat mobil berhenti di depan rumah.

Perlahan suamiku itu menggeleng.

“Aku nggak marah, malah senang kamu mau terbuka. Selama ini ternyata kamu begitu tersiksa ya, menghadapi sifat egoisku.” Perlahan tangan Mas Bayu menyentuh lembut pipiku.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ini Dia Juara Pandora IWZ x Redaksiku.com 2024
Novel Senja Membawamu Kembali ( Part 13 )
Novel Senja Membawamu Kembali (Part 31)
Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 17:40 WIB

Ini Dia Juara Pandora IWZ x Redaksiku.com 2024

Senin, 20 Januari 2025 - 10:32 WIB

Novel Senja Membawamu Kembali ( Part 13 )

Senin, 20 Januari 2025 - 10:31 WIB

Novel Senja Membawamu Kembali (Part 31)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Berita Terbaru