Novel : Bertahan di Atas Luka Part 33

- Penulis

Jumat, 15 November 2024 - 19:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Novel : Bertahan di Atas Luka Part 33

Amira Dzakiya

“Mas, kalau udah nggak sibuk, telepon aku, ya. Aku mau ngomong, penting!” Aku mengirim pesan kepada Mas Bayu.

Seperti biasa, centang dua, tapi belum dibaca. Kulirik jam di dinding. Pantas saja, baru jam 10.00 pagi, berarti di sana masih jam 06.00 pagi. Pasti Mas Bayu lagi olahraga, makanya ponselnya ditinggal.  Satu jam kemudian terdengar dering telepon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Assalamualaikum, Mas! Lagi siap-siap mau ke kantor, ya?” sapaku setelah menekan tombol hijau.

“Waalaikumsalam! Iya, tadi habis jalan kaki.  Kenapa, Mir? Tanggal berapa mau pulangnya? Biar nanti aku jemput.” Suara Mas Bayu terdengar ceria.

Mendadak lidahku kelu. Rasanya tidak tega harus mengabarkan kalau aku belum jadi pulang.

“Eh …, aku belum pesan tiket, Mas,” jawabku perlahan, takut mengecewakannya. Aku sudah siap kalau ia akan marah.

“Lho, kenapa? Masih kangen ya sama Ibu? Kamu udah lama lho di sana. Aku kan juga kangen, Sayang,” tutur Mas Bayu lembut.

Aku terdiam. Kenapa jadi nggak tega gini ya. Mendadak aku merasa kasian pada suamiku ini. Luka yang pernah tertoreh selama ini seperti hampir mengering begitu saja.

“Iya, aku masih kangen sama Ibu dan si kembar,” jawabku berbohong. “Oya, Sasha juga sudah punya pacar Mas, makanya aku lagi nasihatin supaya cepat dikenalkan ke Ibu. Aku juga bilang ke Sasha, jangan pacaran lama-lama, langsung aja nikah kalau udah serius.”

“Wah, alhamdulillah. Iya, bilang Sasha, nggak boleh lama-lama pacaran.”

“Nah, aku juga mau selesain masalah Sasha dulu. Jadi kayaknya aku belum akan pulang dalam waktu dekat. Boleh nggak, Mas?” Aku berusaha merayu Mas Bayu.

Terdengar helaan napasnya. Tuhan, aku tahu ia pasti berat untuk megizinkan aku tinggal lebih lama di Indonesia. Lama tak terdengar suara Mas Bayu.

“Mas?”

“Gimana ya, Mir? Udah sebulan kita pisah, masa kamu masih mau terus di sana?”

“Masa sih udah sebulan?” tanyaku kaget.  Aku benar-benar tidak menghitung hari karena kesibukan di Jakarta.

“Iya, Mir. Hati-hati, visanya kan hanya enam bulan. Sebelum lebaran, kamu udah empat bulan di sana, kan, jadi tinggal sebulan lagi.”

Aku berusaha menemukan kata yang tepat untuk menyampaikan maksudku.

“Kalau dibiarin habis aja, nggak apa-apa, kan, Mas?”

“Maksud kamu?”

“Iya. Biar aja habis, jadi aku nggak perlu balik ke sana,” jawabku mencoba bersikap tenang.

Lama tak terdengar suara Mas Bayu.

“Kamu nggak mau balik ke sini? Itu kemauanmu?” tanyanya tegas.

“Toh, nantinya kita juga akan berpisah. Jadi sekarang aja kita pisah, sambil nanti aku urus di sini surat-suratnya.”

Baca Juga:  Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 10 )

“Kamu sadar sama omonganmu, Mir? Bukannya kita udah janji mau sama-sama memperbaiki hubungan kita? Aku juga sudah berusaha untuk mengikuti kemauanmu, berusaha untuk mengubah sifat-sifat jelekku.  Aku sudah banyak mengalah, sekarang tiba-tiba kamu bilang nggak mau balik ke sini,” ucap Bayu terdengar menahan emosi.

“Aku tahu kamu sudah berusaha untuk berubah, Mas. Aku hargai itu. Aku juga senang kamu mau mengikuti keinginanku, tapi—.”

“Tapi apa? Apa masih kurang semua yang sudah aku lakukan? Aku harus gimana lagi, Amira Dzakiya?” Suara Mas Bayu mulai tinggi.

“Aku takut, semua yang kamu lakukan sekarang hanya karena terpaksa. Kalau nanti aku membatalkan keinginan untuk berpisah, apa kamu yakin nggak akan kembali ke sifatmu yang dulu?” tanyaku bergetar. “Aku belum yakin, Mas …, aku masih butuh …,”

“…waktu? Itu yang mau kamu minta? Waktu? Sampai kapan?” sergah Mas Bayu memotong omonganku.

“Jujur, aku juga nggak tahu, Mas.” Seperti biasa, setiap kali bicara soal hubungan kami, selalu ada rasa sakit di hati dan butiran air mata yang tak bisa kutahan.

“Amira, tolong dengarkan aku! Kamu boleh nggak percaya kalau aku sungguh-sungguh, kamu boleh curiga kalau aku nanti akan kembali seperti dulu, tapi tolong kasih aku kesempatan.Tolong kamu pulang dulu ke sini, biar aku buktikan semua omonganku bukan janji kosong.

Kalau kamu ketakutan terus dan nggak ngasih aku kesempatan, gimana aku bisa ngeyakinin kamu kalau aku udah berubah? Gimana kamu bisa lihat kalau nggak balik ke sini?”

Aku mulai terisak. Luka itu kembali basah. Aku hanya ingin bahagia, kenapa susah sekali? Kalau bahagia itu dengan cara berpisah, kenapa Mas Bayu nggak bisa ngerti? Apa aku harus memberikan Mas Bayu kesempatan seperti janjiku dulu?

“Amira! Tolong, Mir! Pulanglah dulu ke sini. Aku dulu memintamu baik-baik ke Ayah. Sekarang kalau kamu tetap tidak mau bersamaku lagi, izinkan aku mengembalikanmu baik-baik juga ke Ibu. Paling tidak, kita coba dulu memperbaiki semuanya.”

Kata-kata Mas Bayu seperti suara angin yang berhembus lembut, antara terdengar dan tidak.  Aku memang harus jujur pada diri sendiri, saat ini alasan ingin berpisah itu apakah murni karena luka yang bertahun-tahun terpendam atau karena ada faktor lain? Apakah bukan karena rasa sayang yang mulai muncul pada Pras? Cinta lamaku yang tak sampai?

Karena Mas Bayu harus ke kantor, aku segera mengakhiri sambungan telepon.

“Mas, maafin aku. Beri waktu aku untuk berpikir, ya? Kalau nanti aku sudah tenang, aku akan hubungi kamu. Mas baik-baik di sana. Jangan terlalu sibuk kerja, jaga kesehatan!”

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ini Dia Juara Pandora IWZ x Redaksiku.com 2024
Novel Senja Membawamu Kembali ( Part 13 )
Novel Senja Membawamu Kembali (Part 31)
Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 17:40 WIB

Ini Dia Juara Pandora IWZ x Redaksiku.com 2024

Senin, 20 Januari 2025 - 10:32 WIB

Novel Senja Membawamu Kembali ( Part 13 )

Senin, 20 Januari 2025 - 10:31 WIB

Novel Senja Membawamu Kembali (Part 31)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Berita Terbaru