Redaksiku.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan Indonesia agar waspada dengan fenomena El Nino.
Karena fenomena ini, berpotensi menyebabkan kekeringan di berbagai daerah.
Apa sebetulnya El Nino?
El Nino merupakan fenomena iklim alami yang terjadi secara periodik di Samudra Pasifik. Fenomena ini terjadi ketika permukaan air laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya. El Nino memiliki dampak yang signifikan pada cuaca dan iklim di seluruh dunia, dan dapat menyebabkan bencana alam yang serius.
El Nino pertama kali dikenal oleh nelayan di pesisir Amerika Selatan pada abad ke-19. Mereka mengamati bahwa setiap beberapa tahun sekali, perairan di sekitar mereka menjadi lebih hangat dari biasanya, dan ini mengakibatkan menurunnya jumlah ikan tangkapan mereka. Mereka menyebut fenomena ini sebagai “El Nino,” yang berarti “anak laki-laki” dalam bahasa Spanyol. Nama ini kemudian digunakan oleh ilmuwan untuk menyebut fenomena tersebut.
El Nino terjadi ketika angin pasat di Samudra Pasifik melemah atau bahkan berbalik arah. Angin pasat biasanya bergerak dari arah timur ke barat, mendorong air hangat di permukaan laut menuju pantai timur Amerika Selatan. Namun, ketika angin pasat melemah atau berbalik arah, air hangat tersebut mulai bergerak ke arah barat, menyebabkan permukaan air laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih hangat.
Dampak dari El Nino sangat bervariasi, tergantung pada lokasi geografisnya. Di beberapa wilayah, seperti Amerika Selatan dan Amerika Utara, El Nino dapat menyebabkan hujan yang berlebihan dan banjir yang parah. Sementara itu, di wilayah lain seperti Asia Tenggara dan Australia, El Nino dapat menyebabkan kekeringan yang parah dan kebakaran hutan.
Selain itu, El Nino juga dapat berdampak pada pola cuaca global. Fenomena ini dapat menyebabkan perubahan pola curah hujan di berbagai belahan dunia, mempengaruhi musim tanam dan panen, dan bahkan menyebabkan gangguan dalam rantai makanan di laut. Selain itu, El Nino juga dapat meningkatkan suhu permukaan laut secara global, berkontribusi pada pemanasan global.
Untuk memahami dan meramalkan El Nino, para ilmuwan menggunakan berbagai metode pemantauan dan analisis data. Salah satu alat yang paling penting adalah boya angin pasat yang ditempatkan di Samudra Pasifik untuk mengukur suhu permukaan laut dan kecepatan angin. Selain itu, para ilmuwan juga menggunakan model komputer yang kompleks untuk mensimulasikan perilaku atmosfer dan lautan.
Upaya untuk mengurangi dampak El Nino telah dilakukan oleh banyak negara dan organisasi internasional. Misalnya, beberapa negara telah mengadopsi sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi potensi El Nino sehingga dapat diambil tindakan pencegahan lebih awal. Selain itu, beberapa negara juga telah melakukan kampanye kesadaran untuk mengajarkan masyarakat tentang cara menghadapi dampak El Nino dan mempersiapkan diri menghadapinya.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini
Tinggalkan Komentar