Gunung Merapi yang berada di lokasi perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah dilaporkan erupsi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin (4/3) sore.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan tujuh kali perihal awan panas guguran selama pukul 16.03 WIB sampai 16.32 WIB bersama jarak luncur terjauh 2.600 meter.
Awan panas guguran bersama jarak luncur terjauh terpantau BPPTKG pada pukul 16.03 WIB. Tercatat di seismograf, amplitudo max 45 mm dan durasi 258 detik.
“Estimasi jarak luncur maksimal 2.600 meter ke barat daya, arah angin ke timur. Visual Gunung Merapi berkabut,” tulis laporan BPPTKG.
Jarak luncur awan panas guguran melebihi dua kilometer termasuk termonitor BPPTKG pada pukul 16.18 WIB dan pukul 16.32 WIB. Masing-masing sejauh 2.300 meter ke arah barat daya.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan, pihaknya mencatat peningkatan suplai magma dalam sebagian hari belakangan.
“Memang tersedia peningkatan suplai magma yang terkecuali nampak akan berjalan peningkatan instensitas erupsi. Dan hujan yang deras mampu mengganggu kestabilan kubah lava dan sebabkan magma dari dalam untuk keluar,” terang Agus kala dihubungi.
BPPTKG, lanjutnya, tetap mengemukakan Info perihal indikasi suplai magma ini kepada BPBD lingkar merapi. Baik melalui pesan notifikasi maupun rapat koordinasi. BPPTKG sejauh ini masih menjaga standing Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam.
Potensi bahaya kala ini berwujud guguran lava dan awan panas guguran di sebagian titik. Yakni, di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.
Berdasarkan pemodelan ke-2 kubah lava tersebut, BPPTKG pilih potensi bahaya kala ini berwujud guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran abu vulkanik kalau berjalan letusan eksplosif mampu menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat diimbau tidak laksanakan kegiatan apa pun di dalam zona bahaya dan mengantisipasi barangkali masalah akibat abu vulkanik.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini
Tinggalkan Komentar