Study tour siswa SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, berujung maut.
Tragedi mengejutkan terjadi ketika belasan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak besar pada Selasa, 28 Januari 2025. Insiden ini mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia dan satu lainnya masih dalam pencarian.
Menyusul kejadian yang melibatkan belasan siswa SMPN 7 Mojokerto ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto mengambil langkah tegas dengan melarang seluruh kegiatan study tour untuk jenjang SD dan SMP.
Kronologi Lengkap Tragedi Study Tour SMPN 7 Mojokerto

Rombongan SMPN 7 Mojokerto tiba di Pantai Drini pada Selasa pagi sebagai bagian dari agenda study tour.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka datang bersama para guru pendamping dengan tujuan memberikan pengalaman belajar di luar kelas.
Namun, kegiatan edukatif ini berubah menjadi petaka ketika sekelompok siswa memisahkan diri dari rombongan utama.
Menurut keterangan saksi, sebagian besar rombongan masih berada di restoran saat 13 siswa laki-laki dari kelas VII C memutuskan untuk bermain di tepi pantai tanpa pengawasan ketat.
Pantai Drini dikenal memiliki ombak besar dan arus kuat, yang berbahaya bagi pengunjung yang tidak memahami kondisi laut.
Saat para siswa sedang bermain, gelombang besar tiba-tiba datang dan menyeret mereka ke tengah laut.
Peristiwa ini terjadi sangat cepat, membuat mereka kesulitan menyelamatkan diri.
Nelayan yang berada di sekitar lokasi segera berusaha menolong, dibantu oleh tim SAR setempat yang langsung melakukan pencarian.
Dari 13 siswa yang terseret ombak, sembilan di antaranya berhasil diselamatkan. Namun, tiga siswa ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam pencarian.
Korban meninggal dunia berinisial AAP, RYP, dan MYA, sedangkan korban yang masih hilang berinisial RF.
Tanggapan Dinas Pendidikan Mojokerto
Menanggapi tragedi tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo, akhirnya buka suara dan menyatakan bahwa insiden ini telah dilaporkan secara resmi kepada Pj Wali Kota Mojokerto.
Ia menegaskan bahwa kejadian ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat menyangkut keselamatan siswa dalam kegiatan sekolah di luar lingkungan kelas.
Sebagai langkah preventif, pihaknya memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan study tour di jenjang SD dan SMP hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan serta perlunya evaluasi mendalam terhadap prosedur pengawasan dalam kegiatan serupa.
“Kami sudah laporkan kejadian ini ke Pak Pj Wali Kota Mojokerto. Secara keseluruhan, seluruh kegiatan study tour, baik oleh SD maupun SMP, akan dihentikan,” ungkap Ruby, dikutip pada Rabu, 29 Januari 2029.
Ia menambahkan bahwa penghentian sementara ini tidak hanya sebagai bentuk respons terhadap tragedi yang terjadi, tetapi juga sebagai langkah untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Dinas Pendidikan akan melakukan kajian ulang terhadap regulasi study tour, termasuk aspek perizinan, pemilihan lokasi, serta jumlah pendamping yang wajib disesuaikan dengan jumlah peserta.
Lebih lanjut, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti tim SAR dan BPBD, guna memastikan bahwa setiap kegiatan study tour yang diadakan ke depan memiliki standar keamanan yang lebih ketat.
Ruby menegaskan bahwa keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan pendidikan di luar sekolah, sehingga kejadian tragis seperti ini tidak terulang kembali.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi seluruh sekolah untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dalam setiap penyelenggaraan study tour.
Kegiatan belajar di luar sekolah memang penting, tetapi keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama. Berikut beberapa langkah yang perlu diterapkan untuk meningkatkan keamanan dalam study tour:
Pengawasan Ketat – Guru pendamping harus memastikan bahwa semua siswa tetap dalam kelompok dan tidak boleh memisahkan diri.
Pemilihan Lokasi yang Aman – Sekolah harus lebih selektif dalam menentukan lokasi study tour, menghindari tempat-tempat dengan risiko tinggi seperti pantai dengan ombak besar.
SOP Keamanan yang Ketat – Sebelum keberangkatan, siswa dan guru wajib diberikan pembekalan tentang keselamatan, termasuk prosedur darurat jika terjadi insiden.
Koordinasi dengan Pihak Berwenang – Jika study tour melibatkan lokasi berisiko, sekolah harus bekerja sama dengan tim SAR atau BPBD setempat.
Tragedi study tour di Pantai Drini menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan, khususnya dalam penyelenggaraan kegiatan luar sekolah.
Keputusan Dinas Pendidikan Mojokerto untuk melarang sementara study tour adalah langkah yang tepat guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dengan evaluasi dan peningkatan standar keselamatan, diharapkan kegiatan study tour dapat kembali diadakan dengan lebih aman dan terkontrol. (*)
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels
Penulis : Shofia Munawaroh
Editor : Redaksiku
Sumber Berita : Berbagai Sumber