Isu mengenai penghapusan Tunjangan Hari Raya atau THR dan gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di tahun 2025 kembali mencuat dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Meski pemerintah belum memberikan pernyataan resmi, isu ini tentunya akan terus mempengaruhi suasana politik dan ekonomi di Indonesia.
Para ASN harus bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi dan terus memantau perkembangan keputusan pemerintah terkait hal ini.
Tanggapan Menko Airlangga Hartarto atas Isu Penghapusan THR dan Gaji ke-13

Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan penegasan bahwa isu tersebut masih dalam pembahasan dan belum ada keputusan final yang diumumkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sebuah konferensi pers, Airlangga mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli untuk membahas kemungkinan tersebut.
Namun, Airlangga menekankan bahwa kebijakan ini masih dalam tahap persiapan, dan ia menyerahkan hal tersebut pada Menteri Keuangan untuk keputusan finalnya.
“Kalau dari segi perusahaan sendiri, kemarin saya sudah berbicara dengan Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Ketenagakerjaan juga akan mempersiapkan. Kemudian yang dari segi lain, tanyakan Bu Menteri Keuangan yang untuk ASN,” kata Airlangga.
Kebijakan yang Membuat Publik Terkejut
Isu penghapusan THR dan gaji ke-13 bagi ASN menjadi sorotan publik setelah beredar kabar bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengumpulkan sejumlah pejabat untuk membahas kebijakan tersebut.
Kabar ini memicu kekhawatiran di kalangan ASN yang sangat bergantung pada kedua tunjangan ini sebagai tambahan pendapatan tahunan mereka.
Bagi ASN, penghapusan THR dan gaji ke-13 akan berdampak langsung pada kesejahteraan mereka.
Kedua tunjangan tersebut sudah menjadi bagian penting dari pendapatan tahunan para pegawai pemerintah.
Apabila kebijakan ini benar-benar diterapkan, ASN mungkin harus menyesuaikan pengelolaan keuangan mereka, terutama menjelang lebaran dan tahun baru, di mana THR dan gaji ke-13 biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada umumnya, THR dan gaji ke-13 dianggap penting oleh ASN karena biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama periode libur dan hari raya, termasuk lebaran.
Airlangga Hartarto Menegaskan Langkah yang Belum Final
Menanggapi berbagai spekulasi yang berkembang, Airlangga Hartarto mengingatkan bahwa keputusan soal penghapusan THR dan gaji ke-13 bukanlah keputusan yang bisa diambil begitu saja tanpa pertimbangan yang matang.
Menurutnya, pemerintah masih melakukan evaluasi terkait dampak kebijakan ini terhadap ASN dan keuangan negara.
Ia menekankan bahwa keputusan tentang masalah ini akan dilakukan setelah mendengarkan berbagai masukan dan setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kesiapan anggaran negara.
Kebijakan ini mungkin dipertimbangkan sebagai langkah penghematan oleh pemerintah, yang tengah berupaya untuk menyeimbangkan anggaran negara.
Penghapusan tunjangan tersebut bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi beban belanja negara yang kerap mengalami defisit.
Meski demikian, ada juga suara-suara yang menilai bahwa kebijakan ini bisa merugikan ASN, mengingat peran penting THR dan gaji ke-13 dalam mendukung kebutuhan mereka, terutama menjelang hari raya.
Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah akan tetap mempertimbangkan kesejahteraan ASN dalam kebijakan yang diambil.
Ia menyadari pentingnya kedua tunjangan tersebut bagi kehidupan para ASN dan akan memastikan bahwa keputusan yang diambil dapat memberikan dampak positif, baik untuk ASN maupun keuangan negara secara keseluruhan.
Dengan penjelasan tersebut, para ASN kini masih menunggu kepastian lebih lanjut terkait apakah kebijakan penghapusan THR dan gaji ke-13 ini akan benar-benar diterapkan atau tidak.
Semua pihak tentu berharap keputusan yang diambil pemerintah akan memperhatikan berbagai aspek, termasuk kesejahteraan ASN yang turut berperan dalam jalannya roda pemerintahan.
Meski pemerintah belum memberikan pernyataan resmi, isu ini tentunya akan terus mempengaruhi suasana politik dan ekonomi di Indonesia.
Para ASN harus bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi dan terus memantau perkembangan keputusan pemerintah terkait hal ini.
Apakah kebijakan penghapusan ini akan diambil atau tidak, hanya waktu yang akan memberi jawabannya.
Namun, dampaknya akan sangat besar bagi ASN dan keuangan negara, yang harus dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah dalam membuat keputusan yang terbaik untuk kepentingan semua pihak.
Pemerintah tentu harus hati-hati dalam mengambil keputusan terkait kebijakan ini, karena dampaknya tidak hanya dirasakan oleh ASN, tetapi juga dapat memengaruhi stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Masyarakat dan para pegawai negeri sipil berharap ada solusi terbaik yang bisa menjaga keseimbangan antara pengelolaan anggaran negara dan kebutuhan dasar mereka.
Halaman : 1 2 Selanjutnya