GOTO, perusahaan teknologi yang baru-baru ini melakukan merger antara Gojek dan Tokopedia, terus memacu upaya mempertahankan arah pertumbuhan meski berhadapan dengan ketidakpastian di pasar.
Pada kuartal keempat tahun ini, perusahaan masih menargetkan EBITDA yang disesuaikan untuk tetap positif, meskipun target untuk tahun 2023 mengalami penurunan, berada dalam rentang -Rp4,5 triliun hingga -Rp3,8 triliun.

Perkiraan target tersebut menjadi sorotan utama manajemen GOTO, yang berdasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mengantisipasi berbagai faktor risiko, termasuk persaingan yang semakin intensif, inflasi, dan variabel lainnya. Manajemen GOTO menyatakan hal ini dalam keterangan tertulis pada Senin, 30 Oktober.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada periode Januari hingga September 2023, hasil merger antara Gojek dan Tokopedia mengalami peningkatan EBITDA yang disesuaikan sebesar 74% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun masih berada di angka negatif, mencapai -Rp0,94 triliun. Selama periode tersebut, GOTO mencatatkan nilai transaksi bruto (GTV) sebesar Rp 151 triliun, tumbuh sebesar 5,2% dibandingkan dengan kuartal kedua 2023. Sementara pendapatan perusahaan meningkat sebesar 7% secara tahunan, mencapai Rp 16,6 triliun. Selain itu, perusahaan berhasil menekan kerugian bersih sebesar 53%, turun dari Rp 20,3 triliun menjadi Rp 9,5 triliun.
Menurut Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, pertumbuhan positif GTV menjadi sorotan penting, khususnya setelah mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini didorong oleh pertumbuhan unit bisnis e-commerce dan layanan on-demand. Strategi perusahaan untuk memperluas pasar dan menyediakan produk dan layanan yang menjangkau kebutuhan konsumen yang sensitif terhadap harga menjadi faktor utama dalam pencapaian tersebut.
Bisnis GOTO terbagi dalam beberapa segmen, seperti On Demand Service, E-commerce, Financial Technology, dan Logistik. Berikut adalah rincian kinerja masing-masing segmen:
Segmen On Demand Service
- EBITDA yang Disesuaikan: Tumbuh sebesar 95% secara tahunan menjadi -0,36% sebagai persentase dari GTV.
- Pendapatan Bruto: Meningkat 4,6% secara kuartalan menjadi Rp3,0 triliun.
- Margin Kontribusi: Mencapai 5,0% dari GTV, meningkat sebesar 527 bps secara tahunan.
Segmen E-commerce
- EBITDA yang Disesuaikan: Meningkat 84% secara year-on-year menjadi -0,36% dari GTV.
- Margin Kontribusi: Mencapai 0,67% sebagai persentase dari GTV.
- Pendapatan Bruto: Tumbuh 6% kuartalan menjadi Rp62 triliun, meski mengalami penurunan 11% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
- Beban Insentif dan Pemasaran: Turun sebesar 40%, menghasilkan penghematan sebesar Rp 880 miliar.
Segmen Financial Technology
- EBITDA yang Disesuaikan: Meningkat 55% secara tahunan menjadi -0,41% dari GTV.
- Pendapatan Bruto: Tumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp450 miliar.
- Margin Kontribusi: Meningkat 38 bps, mencapai Rp77 miliar.
- GTV: Tumbuh 4% kuartalan, meski turun 3% dari tahun sebelumnya, mencapai Rp94,5 miliar.
Segmen Logistik
- EBITDA yang Disesuaikan: Meningkat 63% secara tahunan menjadi -Rp113 miliar.
- Pendapatan Bruto: Turun 9% secara tahunan menjadi Rp530 miliar.
- Beban Insentif dan Pemasaran: Turun 70%, menghasilkan penghematan sebesar Rp 164 miliar.
Pencapaian kinerja ini mencerminkan upaya perusahaan dalam menjaga keberlanjutan bisnisnya di tengah tantangan pasar yang dinamis. Perubahan target EBITDA GOTO untuk tahun 2023 menjadi sorotan, menunjukkan kehati-hatian perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan persaingan pasar yang semakin ketat. Meskipun demikian, strategi perusahaan dalam memperluas pasar dan meningkatkan layanan tampaknya telah memberikan hasil positif pada pertumbuhan dan efisiensi.
Capain Goto di Q3 ini masih mencatatkan kerugian, meski secara jumlah mengecil Dan kinerja dinilai masih belum memuaskan, management perlu bekerja lebih keras lagi.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini