Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan Halal International Trust Organization (HITO) di Jepang.
Langkah ini bertujuan untuk memperkuat layanan halal bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang, yang kini jumlahnya mencapai 180 ribu orang.
Dengan mayoritas penduduk Muslim, kehadiran HITO diharapkan mampu meningkatkan akses dan pemahaman mengenai produk halal di Jepang.
Pentingnya HITO bagi WNI di Jepang
Peluncuran HITO merupakan respons terhadap meningkatnya kebutuhan layanan halal di kalangan WNI yang tinggal dan berkunjung ke Jepang.
Di tengah pertumbuhan jumlah Muslim di Jepang, HITO berperan penting dalam membangun ekosistem halal berbasis komunitas.
Hal ini termasuk pembentukan badan sertifikasi halal yang mencakup komite fatwa serta penyusunan dokumen sertifikasi.
HITO akan membantu memperkuat struktur layanan halal yang sudah ada.
Hal ini penting mengingat banyak WNI di Jepang yang membutuhkan akses mudah terhadap produk dan layanan halal.
Dengan adanya lembaga ini, diharapkan ada standardisasi yang jelas dalam sertifikasi produk halal di Jepang.
Menag Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa upaya ini sangat krusial untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh komunitas Muslim di Jepang, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan yang halal.
Salah satu langkah strategis yang telah diambil adalah pembentukan sistem online untuk mempermudah proses sertifikasi halal.
Sistem ini bertujuan untuk mengurangi birokrasi yang kerap menghambat pengusaha dalam mengurus sertifikasi.
Dengan kemajuan teknologi, diharapkan proses ini menjadi lebih transparan dan efisien.
Para pelaku UMKM juga akan diberikan pelatihan untuk memahami standar halal, sehingga mereka dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar Jepang.
Proyek dan Pelatihan HITO
HITO akan menjalankan berbagai proyek, termasuk pelatihan untuk membantu UMKM dalam mengurus sertifikat halal.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengusaha lokal dalam memenuhi standar halal yang ditetapkan.
Ini mencakup penyusunan dokumen sertifikasi dan pembentukan komite fatwa. Dengan adanya pelatihan ini, para pengusaha diharapkan dapat lebih mudah memahami prosedur sertifikasi yang ada.
Selain itu, HITO juga akan memfasilitasi pembentukan badan sertifikasi halal yang berbasis komunitas Muslim.
Ini diharapkan bisa menciptakan jaringan yang lebih luas di antara pelaku industri halal. Dengan bekerja sama, para pengusaha dapat saling mendukung dan berbagi informasi yang bermanfaat dalam mengembangkan bisnis halal mereka.
HITO juga akan menyelenggarakan pilot project sertifikasi halal sebagai langkah awal untuk menerapkan sistem yang lebih terstruktur.
Proyek ini akan menjadi contoh bagi pengusaha lainnya untuk mengikuti jejak yang sama.
Dengan sistem yang jelas dan terorganisir, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam jumlah produk halal yang tersedia di pasar Jepang.
Dampak Ekonomi dan Perdagangan
Menurut laporan State of The Global Economy (SGIE) 2023, Indonesia kini menjadi negara ketiga dalam industri halal.
Peluncuran HITO di Jepang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan sektor makanan dan pariwisata ramah Muslim.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, menekankan bahwa pasar halal di Jepang terus berkembang, dengan proyeksi nilai pasar mencapai lebih dari 68 juta USD pada tahun 2024.
Dengan adanya HITO, produk halal Indonesia akan lebih mudah dikenal dan diterima oleh konsumen Jepang.
HITO juga akan berperan dalam memfasilitasi kerjasama antara Indonesia dan Jepang dalam perdagangan produk halal.
Ini memberikan peluang besar bagi UMKM Indonesia untuk memperluas pasar di Jepang. Melihat besarnya potensi pasar, HITO diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan produk halal Indonesia dengan konsumen Jepang.
Perkembangan pasar halal di Jepang juga menunjukkan bahwa konsumen Jepang semakin terbuka untuk mencoba produk halal.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei yang menyebutkan bahwa hampir 30% konsumen Jepang berminat untuk mencoba produk halal, terutama di kalangan generasi muda.
Oleh karena itu, HITO menjadi sangat relevan dalam menjawab kebutuhan pasar ini.
Kehadiran HITO di Jepang bukan hanya sekadar peluncuran lembaga sertifikasi, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan akses layanan halal bagi WNI.
Dengan berbagai proyek dan pelatihan yang direncanakan, HITO diharapkan dapat membangun ekosistem halal yang kuat.
Ini akan memberi dampak positif tidak hanya bagi komunitas Muslim di Jepang, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.
Dengan HITO, WNI di Jepang kini memiliki harapan baru dalam memenuhi kebutuhan produk halal mereka.
Inisiatif ini tidak hanya akan menguntungkan individu, tetapi juga berkontribusi pada penguatan posisi Indonesia sebagai pusat halal dunia.
Diharapkan langkah ini dapat membawa hasil yang signifikan dalam waktu dekat dan memberikan manfaat luas bagi semua pihak yang terlibat.***
Tinggalkan Komentar