Freemason di Indonesia saat ini menjadi booming dan bagaimana sih sebenarnya rahasia dari sekte pemuja setan. Organisasi ini ternyata sempat ada di Indonesia,meski kebanyakan anggotanya berada di Eropa. Hal ini sudah ada sejak akhir abad ke 16.
Kehadiran Freemason di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Pengaruh budaya Barat membuat masyarakat Indonesia menjadi penasaran dna mengikutinya.
Sejarah Freemason di Indonesia Berakar dari Budaya Barat
Diketahui, Freemason di Indonesia. Pada waktu itu, tanah air masih ada dalam kekuasaan kolonial Belanda. Organisasi ini menarik perhatian banyak kelas elit, seperti pejabat kolonial, intelektual, dan para pengusaha sekalipun.
Freemason dianggap sebagai jaringan sekte dan pertukaran ide masing – masing anggota. Diketahui,Freemason memang memiliki struktur cabang di dunia dengan anggota kelompoknya yang disebut loji, Loji ini ditugaskan utuk mengembangkan nilai,moral, etika,dan kebijakan,
Pertemuan mereka terbilang sangat rahasia disuatu ruangan. Banyak orang yang percaya kalau Freemason itu organisasi yang sepenuhnya rahasia, yang menyembunyikan aktivitas dan tujuan mereka dari publik. Meskipun, ada elemen privasi dalam pertemuan mereka, banyak informasi tentang Freemason yang dapat diakses secara terbuka.
Freemason terlibat dalam konspirasi global untuk mengendalikan pemerintah dan institusi. Klaim ini seringkali didasarkan pada ketidakpahaman dan ketakutan terhadap pengaruh mereka, tanpa bukti yang jelas.
Meski, nyatanya dianggap sebagai penganut setan. Namun, mitos beredar kalau pengikutnya itu berasal dari latar belakang banyak agama termasuk Islam.
Tapi, ada kesalahpahaman yang menyebutkan kalau simbol mereka itu yang berbentuk segetiga dan penggaris diartikan sebagai simbol dajjal. Tapi, simbol itu ternyata berisi moral dan filsafat bagi anggota mereka.
Kontroversi dan Pengaruh Freemason yang Konon Sering Beramal
Freemasondi Indonesia sering kali menjadi kontroversi . Beberapa orang menganggapnya sebagai organisasi yang mencurigakan dan terlibat dalam konspirasi. Mitos-mitos yang beredar, seperti keterlibatan dalam politik atau pengaruh yang negatif terhadap masyarakat, sering kali tidak didukung oleh bukti konkret. Keterbatasan pemahaman tentang Freemason juga berkontribusi terhadap stigma yang melekat pada organisasi ini.
Meski, menghadapi banyak tantangan dan tuduhan, Freemason di Indonesia juga berusaha memberikan kontribusi positif. Beberapa anggota terlibat dalam kegiatan amal, pendidikan, dan pengembangan masyarakat. Mereka berupaya untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai yang diusung dapat mendukung kemajuan sosial dan kebudayaan.
Kesimpulan
Freemason di Indonesia adalah fenomena yang kompleks, mencerminkan tantangan dalam pemahaman antara tradisi dan modernitas. Sementara mitos dan kontroversi sering menyelimuti keberadaannya, penting untuk mendekati topik ini dengan pikiran terbuka dan mencari informasi yang akurat. Pemahaman yang lebih baik tentang Freemason dapat membantu meredakan ketakutan dan meningkatkan dialog antara berbagai kelompok dalam masyarakat.***
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels
Tinggalkan Komentar