Flyover Sitinjau Lauik Ditargetkan Rampung dalam 2,5 Tahun: Solusi Jalur Rawan Kecelakaan.
Berikut ini tentang pembangunan Flyover Sitinjau Lauik yang harus kamu ketahui.
Pembangunan infrastruktur terus menjadi fokus utama pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan keselamatan transportasi di Indonesia.
Salah satu proyek strategis yang tengah berjalan adalah pembangunan Flyover Sitinjau Lauik di Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Proyek ini merupakan solusi atas medan jalan yang ekstrem di kawasan tersebut, yang selama ini sering menjadi lokasi kecelakaan lalu lintas.
Sebagai bagian dari jalur nasional yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Solok, pembangunan flyover ini sangat penting dalam menunjang mobilitas masyarakat serta mendukung sektor logistik dan pariwisata di Sumatera Barat.
Pada 21 Maret 2025, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) resmi menandatangani perjanjian proyek ini dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Dengan investasi Rp2,793 triliun, proyek ini ditargetkan rampung dalam 2,5 tahun masa konstruksi dan memiliki masa operasional selama 10 tahun.
Mengapa Flyover Sitinjau Lauik Dibangun?
Jalur Sitinjau Lauik dikenal sebagai salah satu jalan paling ekstrem di Indonesia. Jalur ini memiliki tikungan tajam, tanjakan curam, serta jurang terjal di beberapa titik. Kondisi ini membuatnya menjadi jalur rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan berat seperti truk dan bus.
Banyak kecelakaan terjadi akibat kendaraan yang kehilangan kendali saat menuruni atau mendaki jalan tersebut. Oleh karena itu, pembangunan flyover ini menjadi solusi utama untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan sekaligus memperlancar arus lalu lintas.
Skema KPBU dan Pembiayaan Proyek
Proyek Flyover Sitinjau Lauik dibangun dengan skema KPBU, di mana sektor swasta berperan dalam pembiayaan, pembangunan, hingga operasional proyek sebelum diserahkan kembali kepada pemerintah.
Model kerja sama yang digunakan dalam proyek ini adalah Design – Build – Finance – Operate – Maintenance – Transfer (DBFOM), yang mencakup berbagai aspek proyek dalam satu kontrak berbasis kinerja.
Adapun masa kerja sama proyek ini adalah 12,5 tahun, yang terdiri dari:
- 2,5 tahun untuk masa konstruksi
- 10 tahun untuk masa operasional dan pemeliharaan
Pendanaan proyek ini menggunakan skema Availability Payment (AP), di mana pemerintah membayar kepada badan usaha setelah proyek selesai dan beroperasi sesuai standar yang telah disepakati.
Siapa yang Bertanggung Jawab dalam Proyek Ini?
Proyek ini diprakarsai oleh konsorsium yang dipimpin oleh PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI). Keduanya membentuk PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP).
Komposisi kepemilikan konsorsium dalam proyek ini adalah:
- Hutama Karya: 55%
- Hutama Karya Infrastruktur: 45%
Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, proyek ini ditargetkan rampung dalam 2,5 tahun dan siap digunakan oleh masyarakat.
Lingkup Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik akan mencakup berbagai aspek teknis guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Berikut cakupan proyeknya:
- Pembangunan jalan layang (flyover) sepanjang 2,774 km
- Pemeliharaan jalan eksisting di sekitar proyek
- Penyediaan sistem dan alat Weigh-in-Motion (WIM) untuk mengontrol kendaraan yang melintas
- Preservasi jalan dan jembatan selama masa layanan
Teknologi yang digunakan dalam proyek ini mengacu pada standar keselamatan internasional, sehingga flyover dapat digunakan secara aman oleh semua jenis kendaraan, termasuk truk logistik dan kendaraan umum.
Manfaat Flyover Sitinjau Lauik bagi Masyarakat
-
Mengurangi Risiko Kecelakaan
Jalur Sitinjau Lauik selama ini dikenal berbahaya, terutama bagi kendaraan berat yang sering mengalami rem blong saat menuruni jalur curam. Dengan adanya flyover ini, risiko kecelakaan diharapkan dapat diminimalisir.
-
Meningkatkan Konektivitas Antarwilayah
Pembangunan flyover ini akan mempercepat waktu tempuh antara Padang dan Solok, yang selama ini sering mengalami hambatan akibat kondisi jalan yang sulit dilalui.
-
Mendukung Pariwisata Sumatera Barat
Sumatera Barat memiliki banyak destinasi wisata unggulan, seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau. Flyover ini akan membuka akses lebih mudah bagi wisatawan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata ke daerah tersebut.
-
Memperlancar Distribusi Logistik
Sebagai jalur utama distribusi barang di Sumatera Barat, pembangunan flyover ini akan memperlancar arus barang dan menurunkan biaya logistik, yang berdampak positif bagi perekonomian lokal.
-
Menciptakan Lapangan Kerja Baru
Selama proses pembangunan dan operasional, proyek ini akan menyerap tenaga kerja lokal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Pemerintah pusat memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini, dengan melibatkan berbagai lembaga terkait, seperti:
- Kementerian Keuangan
- Kementerian PPN/Bappenas
- Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
- PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII)
Menurut Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Sudarto, proyek ini merupakan contoh sinergi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur.
Halaman : 1 2 Selanjutnya