Sebanyak 249 imigran Rohingya kembali tiba di pesisir pantai Lapang Barat, Kabupaten Bireuen, Aceh, setelah sebelumnya ditolak di Jangka, Bireuen, dan Aceh Utara. Para imigran tersebut sementara waktu mendapatkan bantuan makanan dan pakaian di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Lapang Barat, Kecamatan Gandapura. Camat Gandapura Bireuen, Azmi, menyatakan bahwa pihaknya sedang menangani situasi para pengungsi tersebut di TPI Lapang Barat.
Sebelumnya, warga di Bireuen menolak kedatangan ratusan pengungsi Rohingya, demikian pula di Aceh Utara. Meskipun demikian, Azmi mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan UNHCR (Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi) terkait kedatangan imigran Rohingya ini.
Informasi menyebutkan bahwa para imigran ini sebelumnya ditolak di Jangka, Bireuen, dan kemudian di Aceh Utara, di mana kapal mereka didorong kembali ke lautan oleh warga setempat. Namun, pada akhirnya, hari ini para imigran Rohingya tersebut kembali mendarat di wilayah Lapang Barat, Bireuen.
Selain kejadian di Bireuen, 220 imigran Rohingya juga mendarat di Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Aceh pada hari yang sama. Hingga saat ini, belum ada penanganan khusus terhadap pengungsi tersebut. Di tempat lain, 35 warga Rohingya ditemukan di dalam sebuah truk setelah dilaporkan mendarat dari kapal di pantai Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur. Mereka, yang terdiri atas 18 laki-laki, 17 perempuan, dan anak-anak, telah dievakuasi ke Idi Sport Center, Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Sejumlah besar imigran Rohingya tiba kembali di pesisir pantai Lapang Barat, Kabupaten Bireuen, Aceh, setelah sebelumnya ditolak di Jangka, Bireuen, dan Aceh Utara. Mereka saat ini sedang menerima bantuan makanan dan pakaian di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, dan sedang ditangani oleh Camat Gandapura Bireuen, Azmi.
Warga Bireuen sebelumnya menolak kedatangan ratusan pengungsi Rohingya, keputusan yang juga diambil oleh warga Aceh Utara. Azmi mengungkapkan bahwa meskipun penolakan tersebut terjadi, pihaknya telah berkoordinasi dengan UNHCR (Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi) terkait kedatangan imigran Rohingya tersebut.
Para imigran Rohingya sebelumnya telah ditolak di Jangka, Bireuen, dan Aceh Utara, di mana kapal mereka akhirnya didorong kembali ke lautan oleh warga setempat. Namun, pada akhirnya, imigran Rohingya tersebut berhasil mendarat di wilayah Lapang Barat, Bireuen.
Selain kejadian di Bireuen, 220 imigran Rohingya juga tiba di Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Aceh pada hari yang sama. Saat ini, belum ada penanganan khusus terhadap pengungsi tersebut. Di tempat lain, 35 warga Rohingya ditemukan di dalam sebuah truk setelah dilaporkan mendarat dari kapal di pantai Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur. Mereka, yang terdiri atas 18 laki-laki, 17 perempuan, dan anak-anak, telah dievakuasi ke Idi Sport Center, Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Pengungsi Rohingya, yang sering disebut sebagai manusia perahu, saat ini telah dipindahkan ke Kuala Aron Puntong, Desa Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen. Lokasi ini merupakan daerah nelayan yang dikelilingi oleh sungai kecil, tambak, dan laut. Mereka sementara waktu ditempatkan di Balai Nelayan kawasan Kuala Aron Puntong, Lapang Barat, setelah disatukan melalui kesepakatan perangkat desa.
Warga desa turut membantu para pengungsi dengan memberikan baju bekas, terutama untuk anak-anak, dan beberapa di antaranya membeli nasi bungkus. Para pengungsi menerima bantuan tersebut dan ditempatkan di balai setempat, sementara pihak keamanan seperti anggota Polres dan tim lainnya terus memantau dan mengawasi situasi tersebut. Sebelumnya, ratusan pengungsi Rohingya diketahui berjalan kaki di depan rumah warga kawasan Desa Lhok Mambang, Kecamatan Gandapura Bireuen, diduga turun dari boat di pantai pada dini hari.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini
Tinggalkan Komentar