Redaksiku.com – Pencopotan Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) kini jadi sorotan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ungkap alasan ubah Kepala BIN dari Budi Gunawan ke Muhammad Herindra yang sebelumnya adalah Wakil Menteri Pertahanan.
“Oh itu administrasi aja. Administrasi bermakna gara-gara Kepala BIN yang baru ini dapat dilantik bersama-sama bersama dengan menteri tanggal 21 (Oktober) sehingga itu dilakukan,” kata Jokowi di Asahan, Sumatera Utara, Rabu (16/10/2024).
Budi Gunawan pun dipanggil Prabowo Subianto ke kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia singgah gunakan kendaraan dinas pribadinya, tapi awak media tak lihat langsung.
Pasalnya, kendaraan yang ditumpangi Budi Gunawan memakai kaca yang gelap.
Kabar kehadiran Budi Gunawan di konfirmasi oleh Komandan Detasemen Pengawalan Khusus Menhan, Prabowo Subianto, Letkol Inf. G. Borlak.
Ia menyebut Budi Gunawan singgah yang paling terakhir.
“Pak Budi Gunawan terakhir,” kata Borlak sementara diwawancarai awak media, Rabu.

Lantas siapakah sosok Budi Gunawan ini?
Berikut sosok dan perjalanan karier Budi Gunawan.
Sosok dan biodata Budi Gunawan
Jenderal Polisi (Purn) Prof Dr Budi Gunawan, SH, M Si lahir 11 Desember 1959 di Surakarta, Jawa Tengah.
Setelah itu, dirinya melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian kepolisian di Semarang, Jawa Tengah.
Ia menyelesaikan pendidikan di AKABRI yang kini bernama Akademi Kepolisian (Akpol) itu 1983.
Setelah itu, Budi melanjutkan sekolahnya ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus 1986 sebagai lulusan terbaik.
Ia lantas ikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri bersama dengan menyandang lulusan terbaik.
Lebih lanjut, Budi menyita pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional 2005 termasuk bersama dengan jadi lulusan terbaik.
Di luar itu, Budi menempuh pendidikan magister di Universitas Satya Gama.
Lalu, ia menempuh pendidikan jenjang doktoral di Universitas Trisakti dan lulus 2018.
Beberapa bulan kemudian, ia beroleh gelar Guru Besar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) didalam Bidang Ilmu Intelijen Studi Strategis Kajian Keamanan Nasional Bidang Siber.
Riwayat Karier
Setelah lulus dari Akpol, Budi diletakkan di PTIK Jakarta. Selang beberapa tahun, dirinya dipindah ke Polda Lampung.
Di sana ia dulu menjabat sebagai Kapolsekta Tanjung Karang Barat Poltabes Bandar Lampung (1986), Kabag Lantas Polwil Lampung (1995), Sesdit Lantas Polda Lampung (1997), dan Pamen Polda Lampung (1997).
Budi termasuk dulu ditugaskan sebagai Kasat Lantas Poltabes Palembang (1992), Kapolresta Bogor (1999), Kabag Sus Lantas Sundit Regident Dit Lantas Polri (1998). Ia lalu ditugaskan di SSDM Polri sebagai perwira menengah (1999).
Ketika berpangkat Komisaris Besar (Kombes), dirinya dulu menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri (1999-2000).
Kemudian, ia jadi Ajudan Presiden bersamaan naiknya Megawati Soekarnoputri dari Wakil Presiden jadi Presiden RI (2000–2024).
Semenjak itu, kariernya di Polri melesat. Ia sempat tercatat sebagai jenderal termuda di Polri sementara dipromosikan dari Kombes naik pangkat bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) bersama dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri (2004–2006).
Ia lalu menjabat sebagai Kaselapa Lemdiklat Polri (2006–2008). Kemudian dipromosikan menjabat di kewilayahan sebagai Kapolda Jambi (2008–2009).
Lantas, pangkatnya naik jadi Inspektur Jenderal (Irjen) bersama dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum).
Ia sempat mutasi bersama dengan jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) lantas dipromosikan menjabat di kewilayahan kembali sebagai Kapolda Bali.
Karier Budi kembali melesat bersama dengan mencapai pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) sementara dipromosikan bersama dengan jabatan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol).
Posisi ini membawahi lembaga-lembaga pendidikan layaknya Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM), dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (2012–2015).
Batal Jadi Kapolri
Pada Januari 2015, Presiden Jokowi mengajukan nama Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri kepada DPR RI.
DPR lantas mengumumkan Budi lolos uji kelayakan dan kepatutan sehingga sanggup dilantik oleh presiden sebagai Kapolri.
Akan tetapi, beberapa hari berselang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan dan memutuskan Budi Gunawan sebagai tersangka.
KPK menduga, ada transaksi mencurigakan atau tidak lumrah yang dijalankan oleh mantan ajudan Megawati itu.
Merespons surat pengumuman itu, Jokowi lantas menunda pengangkatan Budi Gunawan.
Jokowi lantas menunjuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas Kapolri tanpa batasan waktu.
Pada akhirnya, Jokowi mengirimkan Surat Pergantian Kepala Polri baru atas nama Badrodin Haiti.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels
Halaman : 1 2 Selanjutnya