Banyak pertanyaan masih menyelimuti kepunahan dinosaurus yang telah lama terjadi. Teori sebelumnya mengenai kepunahan ini umumnya terfokus pada dampak besar dari tabrakan asteroid, terutama asteroid Chicxulub yang mendarat di Bumi. Namun, sebuah penelitian terbaru dari Nature Geoscience membuka wawasan baru mengenai bagaimana debu halus yang dihasilkan oleh tabrakan asteroid mungkin berperan besar dalam bencana tersebut.
Dinosaurus tidak hanya mati secara langsung akibat hantaman asteroid, melainkan juga terdampak oleh berbagai faktor lain seperti kebakaran dan musim dingin yang panjang. Kejadian 66 juta tahun lalu saat asteroid menabrak lautan di lepas pantai Meksiko menyebabkan bencana alam meluas, mulai dari gempa bumi hingga tsunami. Iklim Bumi menjadi tidak stabil, menyebabkan tanaman yang menjadi sumber makanan utama dinosaurus mati.
Tabrakan asteroid menghasilkan debu silikat halus yang terjatuh ke atmosfer selama 15 tahun. Debu ini mampu mencegah sinar matahari masuk ke Bumi dan menahan panas, mengganggu proses fotosintesis tanaman selama dua minggu penuh. Hal ini berdampak pada rantai makanan dan dapat menyebabkan kepunahan binatang yang masih bertahan.
Menurut peneliti Cem Berk Senel dari Observatorium Kerajaan Belgia, debu mampu mendinginkan Bumi dalam jangka waktu yang cukup lama, sekitar 15 tahun. Ini membuat suhu Bumi turun drastis hingga 15 derajat Celsius. Butuh waktu empat tahun untuk menghilangkan debu tersebut dari atmosfer dan memungkinkan kehidupan tanaman kembali normal. Penemuan ini menyoroti bahwa dampak debu dari tabrakan asteroid mungkin merupakan penyebab kepunahan dinosaurus, bukan hanya dari dampak langsung hantaman asteroid.
Terkait dengan riset tersebut, Jan Smit, seorang ahli paleontologi dari Universitas Vrije Amsterdam, mengungkapkan bahwa penemuan mengenai pendinginan Bumi setelah tabrakan asteroid belum sepenuhnya menyeluruh. Senel dan rekannya, Pim Kaskes, ahli geologi dari Universitas Brussel di Belgia, juga mengakui pentingnya melanjutkan riset ini untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah tertentu yang tidak terlalu terpengaruh oleh dampak meteorit dan mengapa beberapa kelompok hewan bertahan sementara yang lain tidak.
Kaskes menegaskan bahwa penelitian ini adalah langkah awal untuk menemukan bukti fosil dari respon global terhadap kejadian tersebut, memberikan dasar yang kuat bagi penelitian lebih lanjut. Ia berpendapat bahwa hal ini akan memunculkan penelitian keren yang dapat membawa pemahaman baru mengenai dampak dari tabrakan asteroid terhadap Bumi dan kehidupan di masa lalu.
Sebelumnya diyakini dinosaurus musnah karena asteroid. Teori kepunahan dinosaurus oleh asteroid, dikenal sebagai “teori dampak” atau “teori tabrakan”, menyatakan bahwa tabrakan asteroid besar di Yucatan, Meksiko, membawa bencana global. Dampaknya, yang diperkirakan terjadi sekitar 66 juta tahun lalu, menciptakan gejolak alam yang mematikan, termasuk gempa bumi, tsunami, dan hujan meteor, serta menghasilkan debu dan gas yang mengaburkan atmosfer. Akibatnya, iklim menjadi ekstrem, memicu kebakaran dan musim dingin yang berkepanjangan. Hal ini diyakini menyebabkan kepunahan besar-besaran, termasuk binatang prasejarah seperti dinosaurus.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini
Tinggalkan Komentar