Semua orang tua pasti ingin sekali anaknya lancar berbicara. Tak jarang orang tua sampai memberikan anak suplemen kesehatan atau jamu herbal untuk membuat anak bisa berbicara dengan cepat. Namun, apakah Ibu tahu kalau melatih komunikasi bayi dengan cara yang benar bisa dilakukan sejak dini?
Sejak bayi baru lahir, sebenarnya Ibu bisa lho mengajarkan anak berbicara dengan sering-sering mengajaknya berbicara seolah dia mengerti apa yang Ibu katakan. Dengan melatih komunikasi bayi sejak dini, Ibu bisa mengajarkan bayi pentingnya menyampaikan sesuatu. Ibu bisa saja berpura-pura sedang berdiskusi dengan anak atau malah menceritakan keseharian yang Ibu lakukan.
Memang, bayi tidak akan bisa membalas apa yang kita ucapkan, tapi bayi bisa merekam semua ucapan kita dan menjadi stok kamus di dalam otaknya. Bu, perkembangan otak manusia itu paling besar dan cepat pada dua tahun pertama hidupnya. Jadi, apa pun yang dilihat dan didengar oleh bayi akan diserap dengan sempurna dalam kepalanya dan akan dikeluarkan saat nanti dia sudah bisa berbicara.
Jangan heran kalau ada bayi yang begitu bisa bicara langsung mengatakan bahasa kasar. Bisa jadi sebenarnya bayi ini sudah merekam bahasa kasar tersebut saat masih sangat muda. Sekalipun tidak tahu arti bahasa kasar tersebut, bayi bisa merasakan intonasi yang dikeluarkan oleh yang mengatakannya, lalu menirunya.
Hati-hati dengan ucapan kita saat bersama dengan bayi, ya, Bu.
Jangan sampi bayi meniru hal-hal buruk dan mengeluarkannya begitu saja saat dia sudah bisa berbicara nantinya. Waduh, mengerikan sekali!
Setelah anak berusia tiga bulan, Ibu sudah bisa mulai mengajarkan gerak tubuh sebagai bahasa isyarat dengan bayi. Ibu bisa memilih kata yang bisa jadi paling sering digunakan oleh bayi dan menggantinya dengan bahasa isyarat yang sesuai, misalkan gerakan membuka tutup telapak tangan untuk isyarat meminta ASI dan gerakan membalikkan telapak tangan untuk mengisyaratkan sudah habis. Ibu bisa memilih gerakan yang mudah agar bayi bisa menirunya.
Gunakan isyarat tersebut terus-menerus sambil mengatakan apa arti bahasa isyarat tersebut sampai anak bisa memahami gerakan dan maknanya. Dengan menggunakan bahasa isyarat seperti ini, bayi akan terbiasa mengatakan apa yang dia inginkan, bukannya menjerit-jerit atau menangis saat menginginkan sesuatu. Ibu juga jadi tidak perlu repot menerka apa sebenarnya yang diinginkan oleh bayi.
Ibu tak perlu khawatir anak akan terbiasa menggunakan bahasa isyarat sampai besar nanti. Selama Ibu mengucapkan apa yang Ibu inginkan, anak akan tergoda untuk mengatakannya juga, kok.
Justru bahasa isyarat yang Ibu keluarkan akan memancing anak untuk meniru dan stimulasi berbicara bayi. Dengan berlatih meniru ini, anak akan terbiasa melakukan apa yang Ibu lakukan. Wah, nantinya setelah anak beranjak besar, anak akan langsung melakukan apa yang Ibu biasa lakukan dengan sendirinya.
Sangat menghemat waktu dan tenaga, ya, Bu.
Setelah anak sudah bisa meniru yang Ibu lakukan, ajarkan anak untuk berbicara. Ibu bisa mengajak anak melakukan kegiatan sambil menyebutkan nama-nama benda yang dipakai untuk melakukan kegiatan itu. Selain itu, Ibu juga bisa selalu meminta izin pada anak setiap akan melakukan sesuatu. Dengan begini, anak akan mengidentifikasi kata yang ibu keluarkan dan mencocokkannya dengan kegiatan yang sedang kalian kerjakan.
Jika anak mengalami kesulitan dalam meniru ucapan orang lain, Ibu bisa mengajarkan anak untuk meniru Ibu mengucapkan huruf vokal dulu. Jika ternyata anak belum bisa menggerakkan mulutnya, Ibu bisa memberikan pijat oralmotor dan melatih anak meniup peluit, menyedot minuman dengan sedotan, meniup tisu, atau menggerakkan bibir dan lidah. Hal ini gunanya untuk mengendurkan otot di sekitar mulut dan lidah, Bu.
Jangan khawatir jika bayi Ibu belum bisa mengatakan satu kata yang berarti di usia satu tahun. Hal itu bukan berarti dia terlambat bicara. Jika anak bisa berkomunikasi dan paham ucapan orang lain, berarti perkembangan bahasa anak sudah bagus, Bu. Anak hanya perlu latihan lagi untuk mengembangkan verbalnya.
Kapan anak harus segera dibawa ke dokter untuk memeriksakan tumbuh kembangnya?
Untuk mengetahui apa saja red flag pada bayi, klik di sini, Bu.
***
Tinggalkan Komentar