Bahlil Lahadalia: Menteri ESDM yang Di balik Kebijakan Kontroversial Gas Elpiji 3 Kg

- Penulis

Selasa, 4 Februari 2025 - 09:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ini dia profil Menteri KESDM, Bahlil Lahadalia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, belakangan menjadi sorotan publik terkait kebijakan larangan pengecer menjual gas elpiji 3 kg.

Kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra, terutama dari masyarakat yang mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kg di pasar.

Tidak hanya itu, kebijakan ini juga berdampak pada pengecer, yang kini diwajibkan mengubah status mereka menjadi pangkalan atau penyalur resmi Pertamina untuk dapat terus menjual gas tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pengenaan aturan baru ini memberikan tenggat waktu satu bulan bagi pengecer untuk melakukan perubahan status yang tak sedikit menambah tantangan di lapangan.

Kritikan datang dari berbagai pihak, termasuk ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi yang menyebut kebijakan ini sebagai kebijakan yang keliru dan dapat merugikan masyarakat.

Terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada gas elpiji 3 kg.

Langkah Kontroversial Bahlil Lahadalia

Dalam menanggapi kritikan tersebut, Bahlil Lahadalia berusaha memberikan penjelasan mengenai tujuan kebijakan larangan pengecer menjual elpiji 3 kg ini.

Bahlil menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan distribusi gas elpiji 3 kg yang lebih efisien dan tepat sasaran.

Ia berencana untuk mengubah sistem distribusi gas elpiji dengan mengalihkan pengecer menjadi pangkalan resmi, sehingga diharapkan pasokan gas dapat dikendalikan lebih baik.

Namun, hal ini justru memicu banyak protes, karena masyarakat merasa kesulitan dalam mencari gas elpiji 3 kg yang kerap kali langka.

Di sisi lain, keputusan Bahlil ini menunjukkan betapa rumitnya persoalan yang dihadapi dalam sektor energi Indonesia.

Kebijakan-kebijakan yang diambil dalam sektor ini sering kali mendapat tantangan, terutama karena melibatkan kepentingan besar masyarakat luas.

Keputusan untuk mengubah status pengecer menjadi pangkalan ini memang ditujukan untuk menanggulangi berbagai masalah distribusi.

Namun dalam prakteknya, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dan pengecer.

Profil Bahlil Lahadalia: Dari Pengusaha ke Menteri ESDM

Bahlil Lahadalia, yang lahir pada 7 Agustus 1976, bukanlah nama asing dalam dunia politik dan bisnis Indonesia. Sebelum menjabat sebagai Menteri ESDM, Bahlil dikenal sebagai pengusaha sukses dan aktif dalam dunia politik.

Baca Juga:  Ini Dia Fakta Terkait Jasad Bayi Ditemukan di Lumajang

Ia menjabat sebagai Menteri Investasi pada 28 April 2021, dan kemudian dilantik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 19 Agustus 2024.

Tak hanya berkiprah dalam pemerintahan, Bahlil juga merupakan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) sejak 21 Agustus 2024, menggantikan posisi Airlangga Hartarto.

Bahlil memulai karier politiknya dengan mendukung Joko Widodo pada Pemilihan Umum Presiden 2019, di mana ia berperan sebagai Direktur Direktorat Penggalang Pemilih Muda tim kampanye pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Setelah kemenangan Jokowi, Bahlil diangkat menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 29 Oktober 2019, dan kemudian diangkat menjadi Menteri Investasi pada 2021.

Kemudian, ia ditunjuk menjadi Menteri ESDM menggantikan Arifin Tasrif pada 2024, di tengah situasi politik yang dinamis.

Pendidikan dan Pengalaman Bahlil Lahadalia

Bahlil lahir dan tumbuh besar di wilayah Papua. Ia mengenyam pendidikan di SD Negeri 1 Seram Timur, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Seram Timur, sebelum pindah ke Fakfak dan melanjutkan SMA di YAPIS Fakfak.

Sejak kecil, Bahlil sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh perjuangan, seperti berjualan kue saat SD, menjadi kondektur angkot saat SMP, hingga menjadi sopir angkot saat SMA.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Bahlil melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura dan berhasil lulus pada usia 26 tahun setelah melewati masa kerusuhan Mei 1998.

Selama kuliah, Bahlil aktif di organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan sempat menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Besar HMI periode 2001-2003.

Setelah lulus, ia sempat bekerja di Sucofindo sebelum akhirnya mendirikan beberapa perusahaan, seperti PT Rifa Capital, PT Bersama Papua Unggul, dan PT Dwijati Sukses.

Bahlil juga menempuh pendidikan lebih lanjut di Universitas Cenderawasih, memperoleh gelar Magister Sains di bidang Ekonomi, dan pada 2024 memperoleh gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.

Kontroversi dan Tantangan di Hadapan Bahlil

Sebagai Menteri ESDM, Bahlil kini menghadapi tantangan besar, termasuk dalam kebijakan larangan pengecer menjual gas elpiji 3 kg yang menuai kritik.

Meski demikian, Bahlil tetap berpegang pada visi pemerintah untuk menciptakan sistem distribusi yang lebih efisien dan terorganisir dengan baik.

Namun, untuk meraih tujuan tersebut, ia harus menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi politik, ekonomi, maupun sosial yang tak bisa dianggap enteng.

Bagaimanapun, Bahlil Lahadalia tetap menjadi salah satu sosok penting dalam pemerintahan Indonesia, dengan peran strategis di bidang energi dan sumber daya mineral.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Prabowo Subianto Resmi Umumkan THR PNS dan Swasta akan Cair Pada Bulan…
Yasmine Ow Menikah Lagi Setelah 5 Bulan Cerai dari Aditya Zoni, Ini Profil Lengkapnya!
Pelantikan Kepala Daerah: Kemacetan Parah Terjadi di Monas Akibat Parkir Sembarangan!
Mengenal Deep Learning: Solusi Cerdas dalam Pendidikan dan Teknologi
Peraturan Baru 2025! Pemerintah Terapkan Kebijakan Penyimpanan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam, Apa Dampaknya?
Skandal Besar! Kasus Korupsi Lahan Rusun Cengkareng Senilai Rp649,89 Miliar Seret Mantan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi
Kasus Pagar Laut Tangerang: Modus Mafia Tanah dan Pemalsuan Sertifikat Terbongkar, Ini Temuan Baru Dittipidum Bareskrim Polri
Ledakan Smelter Tewaskan 2 Pekerja, DPR RI Desak PT Monokem Surya Segera Lakukan Hal Ini

Berita Terkait

Selasa, 18 Februari 2025 - 15:00 WIB

Prabowo Subianto Resmi Umumkan THR PNS dan Swasta akan Cair Pada Bulan…

Selasa, 18 Februari 2025 - 14:04 WIB

Yasmine Ow Menikah Lagi Setelah 5 Bulan Cerai dari Aditya Zoni, Ini Profil Lengkapnya!

Selasa, 18 Februari 2025 - 12:30 WIB

Pelantikan Kepala Daerah: Kemacetan Parah Terjadi di Monas Akibat Parkir Sembarangan!

Selasa, 18 Februari 2025 - 11:43 WIB

Mengenal Deep Learning: Solusi Cerdas dalam Pendidikan dan Teknologi

Senin, 17 Februari 2025 - 21:34 WIB

Peraturan Baru 2025! Pemerintah Terapkan Kebijakan Penyimpanan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam, Apa Dampaknya?

Berita Terbaru